Kenali Gejala Asma Beserta Penyebab, Pengobatan, Hingga Pencegahannya

Azkia Nurfajrina - detikHealth
Selasa, 05 Sep 2023 07:45 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Asma merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Apabila kambuh, gejala asma yang dialami tiap-tiap pengidap bisa berbeda. Tapi gejala paling umumnya adalah mengi, yakni suara memekik atau bersiul yang terjadi saat bernapas.

Ketika bernapas, udara akan masuk melewati hidung atau mulut kemudian ke tenggorokan dan masuk ke saluran udara, barulah sampai di paru-paru. Di paru-paru, oksigen dalam udara akan dialirkan ke aliran darah dengan bantuan saluran udara kecil.

Dilansir laman Healthline, lapisan saluran udara ini akan membengkak dan otot-otot di sekitarnya menegang sehingga terjadi peradangan dan penyempitan. Kemudian lendir mengisi saluran ini, dengan begitu jumlah udara yang melewatinya berkurang.

Dengan kondisi tersebut terjadilah serangan asma dengan gejala khasnya, yaitu batuk dan sesak napas. Selain itu, sejumlah gejala asma berbeda-beda. Gejala yang dialami setiap orang juga dapat ditentukan oleh jenis asma yang dideritanya.

Ada pengidap yang mengalami gejala asma setiap hari. Ada pula yang hanya menderita asma saat berolahraga atau pilek. Bahkan ada juga penderitanya yang tidak menunjukkan gejala apa pun dalam waktu lama.

Lantas, seperti apa gejala asma yang biasa terjadi? Cari tahu jawabannya pada uraian berikut ini.

Gejala Awal Asma

Mengutip situs WebMD, tanda-tanda ini terjadi sebelum atau di awal serangan asma. Dengan mengenali gejala awal asma, memungkinkan detikers untuk menghentikan dan mencegahnya bertambah parah.

Tanda-tanda peringatan dini serangan asma, meliputi:

  • Sering batuk terutama di malam hari
  • Napas mudah hilang atau sesak napas
  • Merasa sangat lelah atau lemah saat berolahraga
  • Mengi atau batuk setelah berolahraga
  • Merasa lelah, mudah kesal, bersungut-sungut, atau murung
  • Penurunan atau perubahan fungsi paru yang bisa diukur dengan peak flow meter
  • Tanda-tanda pilek atau alergi, seperti bersin, pilek, batuk, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan sakit kepala
  • Kesulitan tidur.

Gejala Asma pada Orang Dewasa

Asma pada orang dewasa biasanya menimbulkan gejala, seperti:

  • Kesulitan bernapas
  • Mengi parah saat bernapas
  • Batuk yang tidak kunjung berhenti
  • Napas yang sangat cepat
  • Nyeri atau ada tertekan di dada
  • Otot leher dan dada menegang, disebut juga retraksi
  • Kesulitan berbicara
  • Kelelahan
  • Perasaan cemas atau panik
  • Wajah pucat dan berkeringat
  • Bibir atau kuku berwarna biru, disebut dengan sianosis.

Gejala Asma pada Anak

Gejala asma yang dialami pada anak sedikit berbeda. Lantaran tidak semua anak pengidap asma menunjukkan mengi. Batuk kronis mungkin merupakan satu-satunya tanda asma yang jelas. Bahkan gejala asma pada anak tidak dapat dikenali apabila batuk tersebut diakibatkan oleh bronkitis.

Gejala Asma yang Tidak Biasa

Tidak semua penderita asma memiliki gejala seperti mengi, batuk, dan sesak napas. Terkadang ada juga yang menunjukkan gejala tak biasa dan tampak tidak berhubungan dengan asma. Beberapa gejala asma yang tidak biasa, yaitu:

  • Pernapasan cepat
  • Mendesah
  • Kelelahan berlebih
  • Tidak mampu berolahraga dengan benar
  • Kesulitan tidur pada malam hari
  • Mengalami kecemasan
  • Batuk kronis tanpa mengi.

Penyebab Asma

Para ahli meyakini bahwa asma disebabkan oleh sejumlah faktor, yakni:

1. Genetika

Apabila orang tua atau saudara kandung ada yang menderita asma, kemungkinan besar kamu juga akan mengidapnya.

2. Riwayat Infeksi Virus

Orang yang punya riwayat infeksi virus parah pada masa kanak-kanak, seperti syncytial virus infection (RSV), lebih memiliki kemungkinan untuk mengalami asma.

3. Tidak Terpapar Bakteri yang Cukup

Teori 'hipotesis kebersihan' yang dicetuskan oleh David Strachan pada tahun 1989 menyatakan bahwa paparan kuman dan infeksi tertentu terhadap anak dapat membantu perkembangan sistem perkembangan imun tubuh.

Karena itu, apabila seorang anak tidak terpapar bakteri dalam jumlah yang cukup pada bulan dan tahun-tahun awal kehidupannya maka kekebalan tubuhnya menjadi tidak cukup kuat untuk melawan asma dan kondisi alergi lainnya. Sehingga ia bisa saja mengidap asma.

Pemicu Asma

Terdapat sejumlah kondisi yang bisa memicu asma dan memperburuk gejalanya. Pemicu asma yang paling umum, yakni:

  • Kondisi kesehatan, seperti infeksi saluran pernafasan
  • Olahraga atau aktivitas fisik berat
  • Iritasi lingkungan
  • Alergen
  • Emosi yang intens
  • Kondisi cuaca ekstrem
  • Hama
  • Obat-obatan tertentu, termasuk aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).

Pengobatan Asma

Pengobatan pada penyakit asma terbagi ke dalam empat, yakni:

1. Obat Pereda Cepat

Obat ini hanya bisa digunakan apabila terjadi gejala dan serangan asma. Pengobatan ini memberi bantuan cepat pada pengidap asma agar bisa bernapas kembali. Obat yang termasuk pereda cepat adalah bronkodilator.

Bronkodilator bekerja dalam hitungan menit untuk mengendurkan otot-otot yang tegang dan mengurangi gejala dengan cepat. Bisa diberikan secara oral atau disuntikkan, tapi paling sering digunakan dengan inhaler atau nebulizer. Digunakan untuk mengobati gejala asma tiba-tiba atau diminum sebelum olahraga untuk cegah kambuhnya asma.

2. Obat Kontrol Jangka Panjang

Obat-obatan yang termasuk jenis ini diminum setiap hari untuk bantu kurangi jumlah dan tingkat keparahan gejala asma. Namun, pengobatan ini tidak bisa mengatasi gejala serangan asma secara langsung.

Pengobatan jangka panjang, meliputi; antiinflamasi, antikolinergik, dan bronkodilator jangka panjang.

3. Obat Biologis

Dokter memberikan obat biologis untuk mengobati asma tingkat parah yang tidak merespon obat lain. Obat ini bekerja dengan menargetkan antibodi spesifik di tubuh penderita asma.

Ada sejumlah jenis obat biologis yang beredar di pasaran, dan lainnya masih sedang dalam pengembangan ahli. Obat-obatan ini diberikan melalui suntikan atau infus oleh dokter.

4. Termoplasti Bronkial

Pengobatan ini ditujukan untuk pengidap asma parah dan bisa meredakan gejalanya sampai 5 tahun. Termoplasti bronkial termasuk perawatan yang relatif baru karena itu prosedur ini belum tersedia secara luas.

Termoplasti bronkial menggunakan elektroda untuk memanaskan saluran udara di dalam paru-paru, bantu kurangi kurangi ukuran otot di sekitarnya, serta mencegah saluran ini menegang

Pencegahan Asma

Hal yang bisa dilakukan pengidap untuk mencegah terjadinya serangan asma, yakni:

1. Menghindari Pemicu Asma

Sebaiknya hindari pemicu asma, seperti bahan kimia, bau yang bisa sebabkan masalah pernapasan, dan kondisi cuaca ekstrem. Selain itu, ada baiknya pula untuk mengurangi kuantitas olahraga, emosi yang intens, dan obat-obatan tertentu.

2. Mengurangi Paparan Alergen

Apabila penderita asma sensitif dan dapat mengidentifikasi alergen seperti debu atau jamur yang bisa memicu serangan asma, maka hindarilah jika memungkinkan.

3. Mendapatkan Suntikan Alergi

Imunoterapi alergen merupakan jenis pengobatan yang bisa bantu mengubah sistem kekebalan tubuh seorang pengidap asma. Dengan suntikan rutin dari obat ini, tubuhmu dapat menjadi kurang sensitif terhadap pemicu asma.

4. Konsumsi Obat Pencegah

Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk diminum setiap hari. Obat ini bisa digunakan selain obat-obat yang dikonsumsi dalam keadaan darurat.

Itulah sejumlah gejala asma pada orang dewasa, anak-anak, hingga gejala yang tidak biasa. Selain itu, detikers juga bisa menemukan informasi mengenai penyebab, pemicu, pengobatan, hingga cara mencegah asma pada uraian di atas.

Simak Video "Video Mitos atau Fakta: Udara Pagi Pantai Obat Alami Pengidap Asma"


(fds/fds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork