Difteri: Pengertian, Gejala, dan Cara Mencegahnya

ilham fikriansyah - detikHealth
Selasa, 05 Sep 2023 09:15 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/Frank Brennan
Jakarta - Difteri adalah suatu penyakit yang dapat menyerang sistem pernapasan dan tenggorokan. Penyakit ini dapat menular ke orang lain dengan sejumlah cara, maka dari itu jika seseorang terserang difteri harus segera diobati agar cepat sembuh.

Untuk mengetahui apa itu penyakit difteri, gejala yang muncul, dan bagaimana cara mencegahnya, simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.

Pengertian Difteri

Difteri adalah penyakit bakteri infeksius yang umumnya menginfeksi tenggorokan dan saluran pernapasan atas serta menghasilkan racun yang berdampak pada organ tubuh lainnya. Mengutip laman WHO, difteri disebabkan oleh bakteri bernama Corynebacterium diphteriae.

Difteri dapat menyebar melalui kontak fisik langsung dengan pasien. Selain itu, orang yang tak sengaja menghirup droplet dari batuk atau bersin pasien difteri juga dapat terpapar penyakit tersebut.

Penyakit ini umumnya banyak menyerang anak-anak. Meski dapat disembuhkan, namun menurut data WHO difteri dapat mengakibatkan kematian pada 5-10% kasus di dunia, dan anak-anak mengalami angka kematian yang lebih tinggi. Ironisnya, pada sejumlah daerah di mana tahap diagnosis dan pengobatannya belum memadai, angka kematian difteri mendekati 50%.

Gejala Penyakit Difteri

Dilansir situs Mayo Clinic, gejala difteri biasanya baru muncul antara 2 sampai 5 hari setelah seseorang terinfeksi. Untuk lebih jelasnya, simak gejala penyakit difteri di bawah ini.

  1. Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel
  2. Demam dan menggigil
  3. Sakit tenggorokan terutama ketika menelan
  4. Sakit tenggorokan sehingga suara serak
  5. Warna kulit kebiruan
  6. Muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening
  7. Mengalami gangguan pernapasan, termasuk kesulitan bernapas, pernapasan menjadi cepat, dan terdapat suara ketika bernapas (stridor)
  8. Keluarnya cairan dan darah dari hidung
  9. Lesi pada kulit

Dalam sejumlah kasus, pasien difteri hanya mengalami sejumlah gejala ringan, bahkan beberapa di antaranya tidak merasakan gejala sama sekali. Orang yang terinfeksi difteri namun tidak bergejala disebut pembawa virus (carrier) karena dapat menyebarkan virus ke orang lain.

Penyebab Difteri

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, difteri disebabkan oleh bakteri bernama Corynebacterium diphteriae. Mengutip laman My Cleveland Clinic, bakteri ini menghasilkan racun yang dapat merusak sel jaringan di sistem pernapasan.

Dalam kurun waktu 2-3 hari setelah terinfeksi, jaringan yang ada di dalam tubuh membentuk selaput besar berwarna abu-abu yang disebut pseudomembran. Kondisi tersebut memungkinkan seseorang merasakan sakit ketika menelan.

Jika tak segera diobati, selaput ini berpotensi menutup jaringan kotak suara, tenggorokan, hidung, dan amandel. Dalam sejumlah kasus, difteri akan disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening dan pembengkakan jaringan lunak di leher yang disebut bullneck.

Cara Mencegah Difteri

Dalam situs WHO, salah satu cara untuk mencegah terserang difteri adalah dengan disuntik vaksin. Di Indonesia, vaksin diberikan melalui imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus).

Imunisasi DPT diberikan sebanyak lima kali kepada anak-anak, mulai dari usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan, dan umur 4-6 tahun. Untuk anak-anak yang berusia di atas 7 tahun dan orang dewasa akan diberikan vaksinasi Td dan Tdap.

Nah, itu dia penjelasan mengenai difteri mulai dari pengertian, gejala, penyebab, dan cara mencegahnya. Apabila salah satu kerabat mengalami gejala seperti difteri, sebaiknya segera pergi ke dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Simak Video "Video: Waspada! Radang Tenggorokan pada Anak Bisa Picu Penyakit Jantung"


(ilf/fds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork