Aktris Arawinda Kirana baru-baru ini menyedot perhatian netizen. Hal tersebut lantaran sang aktris menyinggung pengalamannya menjadi korban kekerasan seksual.
Lewat akun Instagram-nya, Arawinda menceritakan kekerasan seksual yang dia alami membuat penyakit vaginismus yang diidapnya semakin memburuk. Vaginismus adalah penyakit yang membuat otot vagina mengencang sehingga sulit melakukan penetrasi seksual.
"I already had Vaginismus before the assault happened, but afterwards, the pain increased tenfold. I still struggle with it until this day, and am grateful to have met people who understand," tulis Arawinda di akun Instagram-nya.
Berikut fakta-fakta seputar vaginismus yang diidap Arawinda:
1. Apa Itu Vaginismus?
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, vaginismus adalah sebuah penyakit yang menyebabkan otot vagina mengencang. Secara detail, vaginismus merupakan sebuah disfungsi seksual yang membuat otot vagina secara tidak sadar mengencang dan membuat penis menjadi seperti 'terjepit' saat melakukan penetrasi seksual.
2. Tanda-tanda Vaginismus
Spesialis obstetri dan ginekologi dr Robbi Asri Wicaksono, SpOG, menjelaskan tanda vaginismus biasanya bisa ditemui saat melakukan hubungan seks.
"Jadi kalau perempuan sudah mengalami masalah dengan penetrasi seksual, misalnya kendala seperti bisa masuk tapi sulit, bisa masuk tapi tidak konsisten, bisa masuk tapi hanya setengah, bisa masuk tapi selalu sakit walau lubrikasinya sudah ditambahkan," ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.
3. Penyebab Vaginismus
Dikutip dari Healthline, tidak selalu ada penyebab pasti terjadinya vaginismus. Selain bisa dipicu faktor emosional seperti rasa cemas dan pengalaman traumatis, vaginismus juga bisa dipicu kondisi seperti:
- Adanya infeksi, seperti infeksi saluran kemih atau jamur
- Riwayat kanker atau lichen sclerosis
- Persalinan
- Menopause
- Riwayat operasi panggul
- Kurangnya pemanasan sebelum bercinta
- Lubrikasi vagina yang tidak mencukupi
- Efek samping obat
Simak Video "Video Data WHO: Sepertiga Perempuan di Dunia Alami Kekerasan Fisik dan Seksual"
(ath/naf)