Ridwan Kamil baru-baru ini bikin heboh gegara membawa 'breaking news'. Ia mengaku ingin 'me time' setelah bertahun-tahun menjabat sebagai gubernur Jawa Barat. Sering disebut-sebut oleh masyarakat masa kini, sebenarnya siapa sih yang disarankan menjalani me time? Benarkah me time ini punya dampak yang kuat untuk kesehatan mental?
"Saya mau me time. Saya teh mau pergi jauh keliling dunia mulai pekan depan. 10 tahun tidak ada me time kecuali curi-curi waktu sedikit saat kedinasan ke luar wilayah. Mau recharge badan dan pikiran," kata Ridwan Kamil dalam akun Instagram pribadi @ridwankamil, Kamis (7/9/2023).
Umumnya, me time diartikan sebagai momen seseorang untuk menikmati waktu kesendiriannya. Misalnya dengan rehat atau melakukan hal-hal yang disukainya. Istilah ini banyak dikaitkan dengan sikap menyayangi diri sendiri (self love).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rupanya, konsep itu memang dibenarkan oleh dokter. Sebagaimana dijelaskan oleh dokter spesialis kedokteran jiwa dr Lahargo Kembaren, SpKJ, dengan me time, seseorang bisa memiliki waktu untuk mengasihi, menyayangi, dan mengapresiasi diri sendiri.
Dengan begitu, di tengah kesibukan yang padat, seseorang bisa mendapatkan keseimbangan antara pekerjaan, istirahat, dan aktualisasi diri. Risiko kelelahan mental (burnout) pun bisa diminimalkan.
"Semua orang urgent untuk me time. Cuma kita harus menyadari bagaimana waktu yang kita jalankan saat ini. Misalnya, jaman sekarang banyak pasien-pasien yang konsul katanya saya ini 'sandwich generation'. Sandwich generation itu dia selain menghidupi dirinya sendiri juga menghidupi keluarganya, orang tuanya. Jadi nggak ada waktu untuk diri sendiri," terang dr Lahargo kepada detikcom, Kamis (7/9).
Seringkali, orang mengartikan me time sebagai aktivitas jalan-jalan seorang diri. Padahal nyatanya menurut dr Lahargo, me time untuk mencegah burnout tak harus dengan rekreasi. Istirahat dan menenangkan diri pun sudah merupakan cara me time.
"Coba di-breakdown, waktu-waktu tersebut mungkin sebenarnya ada waktu yang bisa dipakai untuk lebih istirahat, lebih santai. Me time itu nggak berarti kita rekreasi piknik ke mana, tetapi ada jeda di tengah kesibukan kita yang membuat kita lebih cooling down, calm down, membuat kita bisa refreshing lagi," pungkas dr Lahargo.
(vyp/kna)











































