Nama dokter Tifa belakangan viral pasca mengunggah cuitannya di akun pribadi media sosial X, soal pandemi 2.0. Dokter Tifa mengklaim dalam waktu dekat pemerintah bakal menerapkan lockdown.
Hal ini disebutnya bermula dari instruksi mewajibkan masyarakat memakai masker di tengah kualitas udara buruk. Polusi juga dinilai dokter Tifa 'buatan' dengan upaya terus menaburkan chemtrails.
"DEW dengan hasil kebakaran hutan dan gedung-gedung, Langit dibuat jadi Forecast, seakan-akan menghitam karena jelaga Batubara atau BBM," klaim viral dokter Tifa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Kesehatan RI buka suara. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik dr Siti Nadia Tarmizi menekankan pandemi bukan suatu hal yang direkayasa.
"Itu adalah penyakit baru dan seperti pada umumnya penyakit baru sering menimbulkan fatalitas yang besar, karena kita belum kenal dengan penyakitnya," sebut dr Nadia kepada detikcom Jumat (8/9/2023).
Pernyataan dokter Tifa diyakini banyak pihak tidak berbasis sains, alias teori konspirasi belaka. Imbauan dirinya terkait penggunaan sejumlah obat untuk mencegah jatuh sakit seperti ivermectin dan hidrokloroquin juga belum memiliki kajian ilmiah lebih lanjut.
dr Nadia berpesan agar masyarakat bijak memilah informasi, khususnya di media sosial.
"Terkait polusi kalau kita lihat ini kondisi yang saat ini terjadi dan sudah banyak kajian ilmiah hubungan antara kualitas udara buruk dengan kesehatan, dan karena kualitas udara tidak baik, maka sebagai upaya pencegahan salah satunya penggunaan masker, WFH, juga mengurangi polutan, khususnya emisi kendaraan," beber dr Nadia.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Menteri Kesehatan RI Prof dr Dante Saksono Harbuwono memastikan isu pandemi 2.0 adalah disinformasi.
"Hoax itu," katanya singkat saat ditemui di Gedung DPR RI, Jumat (8/9).
Berikut cuitan viral dokter Tifa yang ramai disorot:
Pandemi 2.0 yang dijadwalkan tahun 2025, ternyata dimajukan, bukan di 2024, tetapi di 2023.
Dalam sebulan dua bulan, akan ada peraturan Lockdown, WFH, dan aturan pakai Masker.
Pertama agar masyarakat tidak protes, maka alasannya adalah Polusi Udara.
Chemtrails terus ditaburkan, DEW dengan hasil kebakaran hutan dan gedung-gedung, Langit dibuat jadi Forecast, seakan-akan menghitam karena jelaga Batubara atau BBM.
Pesan saya:
Satu
Tingkatkan Imunitas baik-baik.
Sudah saya berikan metodenya di postingan saya yang lalu.
Dua
Beli Ivermectin dan Hydroxychloroquine.
Untuk jaga-jaga.
Tiga
Jadilah orang baik, perbaiki Ibadah, sholat ditambah khusyu dan tepat waktu, rajin-rajin sedekah , perbanyak amal jariyah.
(naf/kna)











































