Langit DKI Sore Ini Tak Biru Lagi, Angin Kurang Kencang? Ini Kata Ahli

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 13 Sep 2023 18:30 WIB
Foto: Tim detikHealth
Jakarta -

Analisis atmosfer Dinda Shabrina, lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang aktif di media sosial menjabarkan kemungkinan di balik langit DKI Jakarta kembali 'suram' pasca dua hari sebelumnya sempat cerah. Dalam periode siang menuju sore hari sebelumnya, langit biru terlihat jelas di kawasan Mampang Prapatan hingga Bundaran HI Jakarta.

Sementara pantauan detikcom di Rabu siang (13/9/2023), langit di sekitar Tendean, Mampang Prapatan, kembali kelam dikelilingi polusi. Shabrina menyinggung perbedaan angin permukaan hari ini relatif melemah jika dibandingkan dua hari ke belakang.

Mengutip data observasi radiosonde di Wyoming, Shabrina menjelaskan parameter angin misalnya, di wilayah Soekarno Hatta, terlihat ada lapisan inversi yang mendukung penumpukan polutan partikel saat siang.

"Yang mana normalnya tren polutan di siang hari cenderung menurun karena lapisan batas planet yang tinggi sehingga polutan bisa 'bergerak bebas'. Namun, sejak tadi pagi sampai siang tadi ada kecenderungan level tidak sehat," tutur Shabrina saat dihubungi detikcom, Rabu (13/9).

Sebagai catatan, kualitas udara tidak sehat tadi siang pukul 14.00 dilihat dari situs informasi kualitas udara partikulat stasiun BMKG Kemayoran. Namun, kondisi polutan di luar kawasan Kemayoran belum tentu relevan karena polusi udara bersifat hiperlokal.

"Kalau lihat parameter angin pagi ini dari data radiosonde BMKG, jika dibandingkan dengan profil angin vertikal di pagi hari beberapa hari lalu, angin dekat permukaan cenderung melemah dibandingkan pagi hari kemarin, terlihat ada lapisan inversi yang mendukung akumulasi polutan," jelas Dinda, sapaan akrabnya, yang juga menjadi atmospheric scientist di Nafas.

Sejalan dengan pemandangan langit yang terlihat kelabu, dari jarak pandang dekat bak diselimuti kabut, padahal polusi.

"Bagi warga-warga yang sensitif (ibu hamil, asma, lansia, anak-anak dan kelompok sensitif lainnya) perlu 'perlindungan' atau minimalisir paparan polusi," sebutnya.

NEXT: Tren Kecepatan Angin 2 Hari Lalu



Simak Video "Video: Dinkes DKI Catat Ada 218 Kasus Campak Pada Awal September"


(naf/up)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork