Cuma Bekal Internet, Kok Bisa Dokter Gadungan Tembus Masuk RS? Begini Temuan IDI

Cuma Bekal Internet, Kok Bisa Dokter Gadungan Tembus Masuk RS? Begini Temuan IDI

Vidya Pinandhita - detikHealth
Sabtu, 16 Sep 2023 08:00 WIB
Jakarta -

Aksi tipu daya dokter gadungan di Surabaya, Susanto bikin heboh. Pasalnya, pria lulusan SMA tersebut telah bertahun-tahun berpraktik sebagai 'dokter' tanpa bekal pendidikan kedokteran, melainkan hanya dengan mencomot data identitas dari seorang dokter asli di Bandung, yakni dr Anggi Yurikno.

Terbongkarnya aksi Susanto ini bermula ketika rumah sakit tempatnya berpraktik, RS Pelindo Husada Citra (PHC) Surabaya, hendak memproses perpanjangan kontrak kerja. Pihak RS menemukan ada ketidaksesuaian hasil foto dengan Sertifikat Tanda Registrasi yang dikirimkan oleh Susanto.

Dari sana, barulah ketahuan bahwa data yang selama ini digunakan oleh Susanto adalah milik dr Anggi, seorang dokter di Rumah Sakit Umum Karya Pangalengan Bhakti Sehat Bandung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diduga Berbekal Ilmu dari Internet

Tak perlu repot-repot menempuh pendidikan kedokteran bertahun-tahun, 'ilmu' yang dimiliki oleh Susanto diduga diperoleh hanya dari situs-situs online.

Sebagaimana disoroti oleh anggota Biro Hukum Pembinaan dan pembelaan Anggota (BHP2A) PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Dewa Nyoman Sutayana, informasi kesehatan di internet ini amat mudah diakses dan berisiko disalahgunakan untuk orang yang hendak mengaku-ngaku sebagai dokter.

ADVERTISEMENT

"(Informasi kesehatan) sangat banyak dan sangat mudah diakses oleh siapa pun. Tinggal mengakses internet, dapatlah sejumlah informasi tentang kesehatan. Tujuannya pasti sangat baik, untuk masyarakat agar lebih waspada. Terutama dalam melakukan penanganan awal sebelum dia ke dokter," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (15/9/2023).

"Tapi di sisi lain, bisa saja informasi ini disalahgunakan oleh orang-orang yang cukup dengan baca artikel, cukup baca poin-poinnya saja kemudian dia menganggap dirinya adalah seorang dokter. Kemudian dia bisa memanfaatkan kesempatan dalam kesempatan untuk masuk ke dalam satu fasilitas," imbuh dr Dewa.

Kok Bisa Sampai Tembus Masuk RS?

Lebih lanjut dr Dewa menyinggung, sebenarnya prosedur seleksi dokter untuk berpraktik di rumah sakit sudah berlapis-lapis. Walhasil seharusnya, tidak mudah untuk dokter gadungan bisa tembus rumah sakit dan berpraktik begitu saja. Namun memang dalam case ini, ada celah yang membuat Susanto bisa masuk ke RS PHC Surabaya.

"Pada dasarnya sistemnya sudah berlapis-lapis, sudah bagus sudah berlapis-lapis. Artinya, tidak mudah untuk seseorang bisa masuk ke dalam suatu fasilitas kesehatan kemudian berpraktik. Disinggung juga oleh dr Adib, ada proses kredensial. Celahnya sempit sebenarnya," bebernya.

"Ada informasi karena kondisi COVID. Dari yang biasa tatap muka kemudian menjadi daring," pungkas dr Dewa.

NEXT: Susanto Sudah 'Pemain Lama'

Dalam kesempatan tersebut juga Wakil Sekjen PB IDI dan Mantan Ketua IDI Grobogan, dr Telogo Wismo mengungkapkan Susanto sebenarnya sudah menjalani aksi tipuannya sejak 2006 dan sudah sempat ditindak lanjut.

Kini Susanto berulah lagi. Berbeda dengan kejadian sebelumnya, kali ini aksi tipu daya Susanto menjadi viral dan menjadi sorotan masyarakat luas.

"Sebetulnya kasus ini sejak tahun 2006 sekitar itu, 2006-2008 dia (Susanto) di Grobogan mengaku sebagai dokter juga dan semuanya syarat-syarat terpenuhi, tempat bekerja di BMI kemudian beberapa RS, kemudian pindah dan tidak tahu pindahnya ke mana," ungkapnya.

Pasca kejadian tersebut, Susanto sempat berpura-pura menjadi dokter kandungan dan terlibat dalam tindakan operasi caesar. Namun gegara tampak grogi saat hendak melakukan tindakan, para perawat yang melihat melapor ke pihak direktur rumah sakit.

"Suatu saat mendapat telepon dari Kalimantan bahwa dokter gadungan ini menjadi dokter gadungan spesialis kandungan, obgyn yang di mana pada saat melakukan operasi di ruang operasi terlihat tidak seperti dokter yang lain sehingga perawat curiga," jelas dr Telogo.

"Kemudian perawat menghubungi direktur dan direktur menghubungi polisi. Polisi di Kalimantan tersebut menghubungi IDI Grobogan karena terakhir kali bertugas id Grobogan. Kita baru tahu juga kalau dia itu dokter gadungan, tidak dokter beneran," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(vyp/vyp)
IDI Bicara Dokter Gadungan
13 Konten
Seorang pria tamatan SMA, Susanto, ketahuan bekerja menjadi dokter gadungan selama dua tahun di Surabaya. Semua aksinya itu berawal dari aksinya mencomot identitas seorang dokter di Bandung, hingga ia gunakan untuk melamar bekerja sebagai dokter.

Berita Terkait