Bos WHO Soroti Hipertensi, Penyakit Silent Killer Pemicu Kematian Mendadak

Vidya Pinandhita - detikHealth
Jumat, 22 Sep 2023 13:30 WIB
Ilustrasi. Foto: Thinkstock
Jakarta -

Laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, ada sejumlah cara untuk melawan penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi yang kerap disebut sebagai 'silent killer'. Diprediksinya, cara ini bakal efektif menekan 76 juta kasus kematian pada 2023 hingga 2050.

Dalam laporan yang diterbitkan pada Selasa (19/9/2023), WHO menyoroti hipertensi sebagai salah satu faktor risiko utama kematian dan kecacatan di dunia. Disebutkannya, hipertensi ditandai dengan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih tinggi, mempengaruhi 1 dari 3 orang dewasa di seluruh dunia. Beberapa masalah kesehatan yang bisa muncul akibat kondisi ini yakni stroke, serangan jantung, gagal jantung dan kerusakan ginjal.

"Hipertensi dapat dikendalikan secara efektif dengan pengobatan yang sederhana dan berbiaya rendah, namun hanya sekitar satu dari lima penderita hipertensi yang dapat mengendalikannya," ungkap Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip dari CNN, Kamis (21/9/2023).

Menurut WHO, sejumlah negara seperti Kanada dan Korea Selatan telah melaksanakan program pengobatan hipertensi nasional yang komprehensif, dan telah berhasil melampaui angka 50 persen dalam pengendalian tekanan darah pada orang dewasa penderita hipertensi.

Langkah-langkah pencegahan tersebut berupa makan makanan yang sehat, menjaga berat badan yang sehat, menghindari konsumsi alkohol dan rokok, dan berolahraga secara teratur. Agar dampaknya efektif, strategi-strategi ini harus diterapkan di lingkungan tertentu seperti sekolah dan tempat kerja agar orang-orang terdorong untuk hidup sehat.

Taktik lainnya untuk menekan risiko kematian akibat hipertensi adalah dengan menurunkan asupan natrium harian.

"Sebagian besar serangan jantung dan stroke di dunia saat ini dapat dicegah dengan obat-obatan yang terjangkau, aman, mudah diakses, dan intervensi lain, seperti pengurangan natrium," ungkap duta global WHO untuk penyakit tidak menular dan cedera, Michael Bloomberg.

NEXT: Setiap Jam Ada 1.000 Orang Meninggal akibat Stroke-Serangan Jantung, Efek Kebanyakan Asupan Garam




(vyp/kna)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork