Banyak anak belakangan terkena kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di tengah tingginya polusi udara Jabodetabek. Tren angka pasien anak di IGD bahkan meningkat pesat.
Spesialis anak yang juga ahli respirologi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Madeleine Ramdhani Jasin, SpA(K) menyebut di beberapa RS permintaan perawatan anak di RS sampai harus menunggu lebih lama.
"Saya kerja di RS, itu kemarin IGD penuh dengan anak-anak, demam, batuk, pilek, sampai waiting list, waiting list," tuturnya saat ditemui di Gedung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KemenPPPA), Jumat (22/9/2023).
"Beberapa hari yang lalu bahkan ada satu keluarga masuk RS gara-gara virus influenza, pertama anaknya sakit, habis itu adeknya sakit, habis itu kakaknya sakit, eh ibunya juga kena, akhirnya masuk semua di RS," sambung dia.
Anak lebih rentan terkena ISPA lantaran imunitas tubuh mereka belum 'sekuat' usia dewasa. Gejala yang perlu diwaspadai adalah saat muncul rasa sesak pada anak.
Khawatirnya, anak mengalami pneumonia yang bisa berujung fatal jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat.
"Tanda bahaya pada anak pertama napasnya sesak, kemudian napasnya cepat ditandai dengan napasnya cepat lebih cepat dari usianya, jadi kan ada napas normal menurut usia ya," sambung dia.
Berikut detail napas cepat sesuai usia:
- Bayi (0-1 tahun): 30-60 napas per menit.
- Batita (1-3 tahun): 24-40 napas per menit.
- Anak usia prasekolah (3-6 tahun): 22-34 napas per menit.
- Anak usia sekolah (6-12 tahun): 18-30 napas per menit.
- Remaja (12-18 tahun): 12-16 napas per menit.
- Dewasa (19-59 tahun): 12-20 napas per menit.
- Lansia (usia 60 tahun ke atas): 28 napas per menit.
Selain napas cepat, keluhan lain yang perlu menjadi alert para orangtua adalah si anak terlihat menarik napas sangat dalam. Biasanya terlihat dari adanya tarikan dinding dada ke dalam, hal ini bisa terjadi karena gerakan paru berkurang.
"Itu adalah salah satu napas sesak yang harus segera dibawa ke rumah sakit untuk dipastikan. Kemudian dia demam sangat tinggi, sampai akhirnya dia lemas, dia tidak mau makan, itu tanda bahaya. Jadi kita harus segera bawa ke rumah sakit untuk bisa dipastikan," pungkasnya.
Simak Video "Video: Polusi Udara Bisa Meningkatkan Risiko Diabetes "
(naf/kna)