Para dokter di University of Maryland Medical Center melakukan transplantasi jantung babi ke manusia pada 20 September 2023. Ini merupakan yang kedua kalinya di dunia, ada pasien menjalani percobaan semacam itu. Dua hari setelah operasi, pria yang menerima transplantasi sudah bisa duduk di kursi dan bercanda.
Pria tersebut tak lain seorang veteran angkatan laut berusia 58 tahun, Lawrence Faucette. Ia sudah sempat berada dalam kondisi kritis akibat gagal jantung. Namun karena ada masalah kesehatan lain, ia tidak bisa memenuhi syarat untuk menerima transplantasi jantung tradisional.
"Tidak ada yang tahu mulai saat ini dan seterusnya. Setidaknya sekarang saya punya harapan dan punya kesempatan," ungkapnya dalam video yang direkam oleh rumah sakit sebelum operasi dikutip dari New York Post, Senin (25/9/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akan berjuang mati-matian untuk setiap napas yang bisa saya ambil," ujar Faucette lebih lanjut.
Meskipun beberapa minggu ke depan akan menjadi masa kritis, para dokter sangat senang dengan respons awal tubuh Faucette terhadap organ babi.
Tentang Transplantasi Jantung Babi
Tim yang sama dari Maryland pada tahun lalu melakukan prosedur serupa dan menjadi yang pertama di dunia. Sama seperti kali ini, mereka melakukan transplantasi jantung babi yang telah dimodifikasi secara genetik ke seorang pria yang juga dalam kondisi kritis bernama David Bennett. Namun, Bennet hanya sempat bertahan hidup selama dua bulan.
Upaya transplantasi organ dari hewan ke manusia telah gagal selama beberapa dekade. Pasalnya, sistem kekebalan tubuh manusia menghancurkan jaringan asing organ baru tersebut.
Kini para ilmuwan kembali mencoba menggunakan babi yang dimodifikasi secara genetik untuk membuat organnya lebih mirip manusia.
Baru-baru ini, para ilmuwan di rumah sakit lain juga telah melakukan pengujian terhadap ginjal dan jantung babi pada tubuh manusia yang disumbangkan, dengan harapan mereka dapat mempelajarinya untuk memulai studi formal tentang xenotransplantasi.
Untuk melakukan upaya baru ini pada pasien yang masih hidup di luar uji coba yang ketat, para peneliti Maryland memerlukan izin khusus dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), melalui proses yang hanya dilakukan pada kasus darurat tertentu dan tidak ada pilihan lain.
Pihak peneliti dari Maryland mengaku, mereka telah belajar cukup banyak dari upaya pertama mereka tahun lalu. Meski pasien mereka meninggal dunia dengan alasan yang tidak sepenuhnya mereka pahami, menurut pertimbangannya, masuk akal untuk mencoba transplantasi serupa lagi.
Kini Faucette, yang pensiun sebagai teknisi laboratorium di National Institutes of Health, harus setuju bahwa dia memahami risiko prosedur tersebut.
Yang membedakan prosedur tahun ini dengan transplantasi tahun lalu, yakni para ilmuwan menemukan tanda-tanda virus babi yang bersembunyi di dalam jantung. Kini, mereka bisa melakukan tes yang lebih baik untuk mencari virus tersembunyi. Mereka pun membuat beberapa perubahan pengobatan.
Mungkin yang lebih penting, meskipun Faucette menderita gagal jantung stadium akhir dan tidak punya pilihan lain, ia tidak berada dalam kondisi hampir meninggal seperti pasien sebelumnya. Kabar terakhirnya, pada Jumat (22/9), jantung baru Faucette berfungsi dengan baik tanpa mesin pendukung apa pun.
"Sungguh perasaan yang luar biasa melihat jantung babi ini bekerja pada manusia," ujar pakar xenotransplantasi di tim Maryland dr Muhammad Mohiuddin.
"Kami tidak ingin memprediksi apa pun. Kami akan menganggap setiap hari sebagai kemenangan dan bergerak maju," tegasnya lebih lanjut.
Jantung babi, yang disediakan oleh Revivicor yang berbasis di Blacksburg, Virginia, memiliki 10 modifikasi genetik. Dengan modifikasi tersebut, para ahli menghilangkan beberapa gen babi dan menambahkan beberapa gen manusia agar lebih dapat diterima oleh sistem kekebalan manusia.
Simak Video "Video: Keunggulan Operasi Robotik Jantung Menurut Menkes Budi"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/suc)











































