Idap Gagal Ginjal Stadium Akhir, Wanita di Bandung Sempat Minum Obat Diet

Idap Gagal Ginjal Stadium Akhir, Wanita di Bandung Sempat Minum Obat Diet

Syifaa F. Izzati - detikHealth
Selasa, 26 Sep 2023 11:05 WIB
Idap Gagal Ginjal Stadium Akhir, Wanita di Bandung Sempat Minum Obat Diet
Foto: Tangkapan layar viral atas izin yang bersangkutan
Jakarta -

Seorang wanita asal Bandung bernama Della Hiariej menceritakan kisahnya sebagai pengidap gagal ginjal stadium akhir. Pada tahun 2020, wanita yang kini berusia 25 tahun tersebut mengira bahwa dirinya mengalami gejala kelelahan biasa, seperti memar-memar, mimisan, dan sakit lambung.

"Sebelum aku masuk rumah sakit aku sering memar-memar. Banyak banget memarnya di tubuh aku. Aku mikirnya kecapekan karena mobilitas aku tinggi. Apalagi cewek kan rentan memar kan katanya kalau kecapekan. Makanya aku nggak overthinking bakal ke sana (gagal ginjal). Gejala lainnya tuh aku mimisan." ungkap Della kepada detikcom, ditulis Selasa (26/09/2023).

Keluhan yang ia rasakan semakin parah hingga merambat ke lambung. Ia mengalami gejala sakit lambung, seperti mual, muntah, perut perih, sesak, hingga tidak bisa makan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terus November itu makin parah karena sakit lambung. Sampe nggak bisa makan. Kan kalau mimisan dan memar sakit di luar ya, sementara kalau asam lambung tuh kayak sakit di dalam sampai nggak bisa makan," kata Della.

Della mengaku bahwa asam lambung yang ia idap semakin parah sejak dirinya mengonsumsi pil diet tiga bulan sebelum divonis gagal ginjal.

ADVERTISEMENT

"Yang lainnya aku tuh minum pil diet. Jadi tiga bulan sebelum aku divonis, aku tuh minum obat diet kapsul herbal yang aku tuh salahnya nggak ngecek BPOM, nggak ngecek kandungannya, bukan dari dokter. Itu sih, itu fatalnya," ujar Della.

Karena sakit lambung yang kian memburuk, Della memutuskan untuk pergi ke UGD dan melakukan pemeriksaan kesehatan lainnya pada 16 November 2020.

"Saat aku sakit (gejala asam lambung) selama satu minggu itu, aku mutusin buat ke dokter. Aku mau endoskopi niatnya, buat cek asam lambung aku. Nah, pas ke dokter itu aku minta untuk diperiksa semua, biar tahu apa sebenernya sakitnya," katanya.

Ia mendapati tensinya yang sangat tinggi. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan bahwa kedua ginjalnya sudah tidak berfungsi. Pada saat yang sama, ia langsung divonis gagal ginjal stadium 5 yang mengharuskannya untuk cuci darah.

Terkait obat diet dan gagal ginjal, spesialis penyakit dalam konsultan ginjal-hipertensi dr Tunggul D Situmorang, SpPD-KGH mengatakan belum ada bukti keterkaitan obat herbal untuk diet dan gagal ginjal. Namun penyakit ini memang bisa dipicu dari gaya hidup dan kebiasaan tidak sehat sejak muda.

"Dari segi profesional tidak bisa menyimpulkan karena data dari narasumber subjektif. Sebenarnya bisa-bisa saja, tapi pasien harus di anamnesis lebih lanjut untuk mendapatkan bukti yang objektif," kata dr Tunggul saat dihubungi detikcom, Selasa (26/9).

Dikutip dari laman resmi Kemenkes RI, pemicu terbanyak terbanyak gagal ginjal kronik di Indonesia adalah penyakit diabetes mellitus/kencing manis dan hipertensi/tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. Kondisi lain seperti kegemukan, penyakit jantung dan penyakit hati kronik juga dapat menyebabkan gagal ginjal kronik.

Gejala gagal ginjal kronik bervariasi, mulai dari tidak bergejala yang biasanya ditemui pada hasil laboratorium tes kesehatan.

Selain itu bisa ditemukan juga adanya keluhan mual, muntah, sakit kepala, mudah merasa lelah, nafsu makan yang menurun, rasa gatal pada kulit, adanya perubahan dalam jumlah dan frekuensi buang air kecil, sembab atau bengkak pada kaki, perut yang semakin membesar, sesak nafas, kejang kejang hingga penurunan kesadaran.




(kna/kna)

Berita Terkait