Deteksi dini menjadi kunci dalam pencegahan penyakit jantung. Salah satu upaya yang bisa dilakukan secara mandiri adalah dengan 'Menari', meraba nadi sendiri.
Guru Besar Aritmia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sekaligus dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Yoga Yuniadi SpJP(K), mengatakan, meraba nadi sendiri bisa mendeteksi kelainan irama jantung. Gerakan yang dinamakannya 'Menari' atau meraba nadi sendiri ini bisa dilakukan dengan mudah oleh siapapun dan di mana pun.
"Ini ('Menari') upaya sederhana tapi penting. Kalau masyarakat terbiasa ketika ada berdebar kemudian dia melakukan Menari, dan merasakan denyutnya ireguler maka dia bisa segera berobat ke dokter untuk mendapatkan obat pengencer darah supaya tercegah dari stroke. Penting sekali," ucapnya saat ditemui detikcom, Kamis (28/9/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun ciri-ciri denyut jantung normal menurut dr Yoga berkisar 50-90 dalam keadaan istirahat alias tak berolahraga.
Sementara saat olahraga, umumnya detak jantung akan meningkat. Hal ini dikarenakan tubuh membutuhkan lebih banyak suplai oksigen sehingga jantung akan bekerja lebih keras untuk mencukupinya.
Karenanya, penting untuk melakukan 'Menari' untuk mengetahui denyut jantung. Bila terdapat kelainan irama atau denyut jantung, seseorang bisa mencegah risiko terburuk dengan mengubah gaya hidup dan rutin berolahraga.
"Ini adalah satu upaya deteksi fibrilasi atrium, satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan besar karena orang yang mengalami fibrilasi atrium itu berisiko stroke lima kali lipat dibandingkan orang yang tidak mengalami fibrilasi atrium," imbuh dr Yoga.
"Banyak sekali di Indonesia yang mengalami fibrilasi atrium dan pada usia produktif. Oleh karena itu kalau kita deteksi fibrilasi atrium ini lebih dini dengan cara mudah Menari, diharapkan orang bisa segera berobat dan mencegah stroke," lanjutnya lagi.
(suc/vyp)











































