Jantung berdebar atau deg-degan cepat rupanya tak bisa dianggap sebagai kondisi sepele. Sebab menurut dokter, kondisi ini bisa menandakan adanya gangguan jantung aritmia.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sekaligus Guru Besar Aritmia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Yoga Yuniadi, SpJP(K), menjelaskan, aritmia adalah gangguan irama jantung yang membuat organ vital tersebut berdetak tidak normal. Bisa terlalu lambat, kencang, hingga tak beraturan. Jika aritmia tidak segera mendapat penanganan, maka bisa memicu beragam komplikasi serius hingga kematian mendadak.
"Kan normal nggak terasa denyut jantung kita. Asal (denyut) jantung jadi terasa aja, itu namanya berdebar, atau terasanya bahkan lebih dari itu. Misalnya cepat, atau ireguler, atau merasa jadi lebih kuat, normal, tapi rasanya jadi lebih kuat. Nah ini semua tanda dari aritmia," jelasnya saat ditemui di acara 'Indonesia Heart Walk 2023' yang digelar dalam rangka Hari Jantung Sedunia, Kamis (28/9/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, dr Yoga menuturkan jantung berdebar tidak boleh dianggap sebagai gejala yang sepele. Sebab, aritmia bisa menyebabkan kematian mendadak.
"Aritmia itu mulainya dari hanya sekadar berdebar saja sampai sudden death. Ada orang yang berdebar sebentar terus meninggal, tapi ada orang yang cuma berdebar karena psikis dan lain sebagainya. Jadi jangan anggap enteng berdebar," imbuhnya.
Sebelumnya, dr Yoga juga sempat menyampaikan sorotannya perihal risiko gangguan irama jantung fibrilasi atrium. Kondisi ini bisa memicu risiko stroke hingga lima kali lipat, tak terkecuali pada orang-orang berusia muda dengan kisaran umur 40 hingga 60 tahun.
"Fibrilasi atrium yang gejalanya juga berdebar yang bisa menyebabkan stroke itu cukup banyak, terutama pada usia 40-60 tahun. Pada yang muda sekali memang agak jarang, tapi di usia produktif itu 40-60 tahun cukup banyak," kata dr Yoga.
"Jadi pada kelompok ini kalau berdebar harus periksakan diri. Apalagi kalau diketahui menderita hipertensi, diabetes, laki-laki, atau perokok. Orang-orang seperti ini di usia tadi 40-60 berdebar, periksakan diri," pungkasnya.
(ath/vyp)











































