Round-Up

Buka-bukaan RS soal Pasien Bocah Mati Batang Otak di Bekasi

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 04 Okt 2023 06:00 WIB
Jakarta -

Pasien (BA) diduga mengalami mati batang otak pasca operasi amandel di RS Kartika Husada, Jatiasih, Bekasi. Bocah tujuh tahun itu meninggal pada Senin (2/10/2023) pukul 18:45 WIB, dirinya sempat menjalani perawatan intensif dan koma selama 13 hari.

Keluarga korban meminta pertanggungjawaban RS lantaran diduga melakukan malpraktek dengan menelantarkan pasien. Namun, hal ini kemudian dibantah komisaris yang juga pemilik RS Kartika Husada dr Nidya Kartika Yolanda.

Pihaknya disebut sudah melakukan perawatan pasien sesuai dengan standar operasional (SOP). Dirinya berdalih, penelantaran yang dimaksud pasien hanyalah sebatas permasalahan miskomunikasi.

Soal Miskomunikasi

"Selama kendala dalam komunikasi dengan pihak keluarga di mana terjadi kesalahpahaman, terlambat mengetahui informasi yang keluarga inginkan, yaitu meminta resume medis," sambungnya.

Pasalnya, keluarga mendesak resume medis pasien BA demi menjadi syarat rujukan ke rumah sakit lain. Namun, informasi ini diakuinya baru diketahui pada Jumat (22/9), hari keempat setelah (BA) operasi amandel.

dr Nidya memastikan kondisi BA saat itu juga tidak memungkinkan untuk dipindahkan, lantaran kondisinya terbilang sangat lemah. Namun, pihak RS juga terus mengupayakan bantuan rujuk dengan mencari sekitar 80 RS yang bersedia di Jabodetabek.

Sayangnya, tidak ada satupun RS yang bersedia menerima pasien BA. dr Nidya menduga, banyak RS yang berakhir tidak ingin ikut campur dalam persoalan kasus BA, lantaran tidak mau ikut terkena 'getahnya'.

"Alasannya tidak bisa membantu. Mungkin karena kondisi anak yang memang non-transferable, berisiko sekali kalau sampai di sana. Ini kan ada kasus hukum, di mana-mana rumah sakit tidak mau menerima karena takut terbawa-bawa. Di sana kesulitan kami sebenarnya," tutur dr Nidya.

Tim Dokter Dipanggil Dinkes

Kasus bocah meninggal mati otak ini yang menjadi sorotan publik ini belum sepenuhnya terjawab. Terutama soal pemicunya. Tim dokter yang menangani operasi pasien BA belum bisa berkomentar.

Menurut dr Nidya, tim medis tengah dimintai keterangan oleh pihak dinas kesehatan setempat hingga kolegium. Memastikan apakah ada pelanggaran etik serta kepastian
dugaan malpraktek yang dilakukan.

Satu hal yang bisa dipastikan dr Nidya, setiap tindakan medis memiliki risiko masing-masing dan hal tersebut sudah disampaikan kepada keluarga pasien BA sebelum memulai tindakan.

"Seperti yang dijelaskan tadi, setiap tindakan memiliki risiko medis dan kecurigaan mati batang otak ada beberapa penyebabnya, mungkin nanti dijelaskan dengan tim medis," komentar dia.

"Tim dokter saat ini lagi dilakukan pemanggilan oleh Dinkes, di jam yang sama, tiba-tiba pada pukul 10:00 WIB pagi ini dipanggil oleh Dinkes, bukan kami yang menghindari," sambung dia.

NEXT: Operasi Amandel Picu Mati Batang Otak?




(naf/naf)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork