Belakangan warganet dihebohkan dengan kisah pria asal Jakarta, Yoseppy (30) yang membagikan kisah perjalanannya berjuang melawan kanker nasofaring stadium 4. Yang mengejutkan, gejala awal yang dialaminya hanya berupa pilek sehingga ia sempat dikira mengidap sinusitis.
Beberapa dokter sempat meresepkan obat sinus biasa, tetapi kondisi pria yang bekerja sebagai staf di salah satu perusahaan ibukota ini tak kunjung membaik. Kecurigaan mulai muncul saat dirinya kembali berobat dan dokter lain menemukan benjolan di hidungnya.
"Baru dokter ini (dokter yang menanganinya saat ini) yang menemukan tumor yang muncul di dalam hidung saya itu, yang benjolannya menonjol dan berdarah," kata Yoseppy saat dihubungi detikcom Rabu (4/10/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum benjolan itu ditemukan, Yoseppy hanya mengeluh pilek seperti sulit bernapas. Namun hari ke hari keluhannya semakin parah hingga membuatnya kerap mengalami mimisan tanpa sebab, yang disertai dengan rasa sakit di kepala bagian kiri. Dirinya mengaku gejala ini sudah dialami sekitar tiga bulan sebelum divonis kanker.
"Terakhirnya setiap saya bagun pagi kepala saya sakit sebelah, tapi bukan migrain karena sakitnya itu sampai ke pipi," jelasnya.
Usai dilakukan biopsi, hasil menunjukkan bahwa itu adalah tumor ganas dan tidak ada kaitannya dengan sinus. Kondisi tersebut memaksanya untuk melakukan PET scan dan setelahnya ia benar-benar dinyatakan mengalami kanker nasofaring stadium 4.
"Hubungan sama sinusnya sebenarnya tidak ada, tapi ini memang berkaitan. Jadi polip hidung di bawahnya itu ada tumor gitu dan didiagnosisnya itu tanggal 13 November 2022," katanya.
Apa itu kanker nasofaring?
Kanker nasofaring (NPC) atau dikenal sebagai karsinoma nasofaring adalah jenis kanker kepala dan leher yang langka. Kondisi ini mempengaruhi jaringan yang menghubungkan bagian belakang hidung ke bagian belakang mulut, yang disebut nasofaring.
Bagian ini terletak tepat di atas langit-langit mulut, di dasar tengkorak. Saat bernapas melalui hidung, udara mengalir melalui hidung, nasofaring, dan tenggorokan sebelum mencapai paru-paru.
Pada stadium awal, kanker nasofaring mungkin tidak disadari karena sering tidak menimbulkan gejala apapun. Meski begitu masyarakat perlu segera memeriksakan diri saat menemukan gejalanya, terutama jika muncul benjolan.
Sulit bagi Yoseppy untuk membedakan gejala sinusitis biasa dengan yang mengarah ke kanker nasofaring stadium akhir. Menurut dr Ahmad Wahyudin SpTHT, kedua penyakit ini memang sama-sama memunculkan gejala berupa keluar lendir.
"Yang mesti dipahami, sinusitis tidak dapat memicu kanker nasofaring," beber dr Ahmad saat dihubungi detikcom Kamis (5/10/2023).
Lalu bagaimana cara membedakannya?
Menurut dr Andi, meski sama-sama mengeluarkan ingus kental, gejala nasofaring berlangsung terus menerus, sedangkan sinusitis sifatnya hilang timbul.
Bahkan pada stadium awal nasofaring tidak menimbulkan gejala apapun sehingga kerap tidak disadari. Namun masyarakat disebutkan perlu segera memeriksakan diri jika ditemui gejala seperti benjolan hingga dara di air liur.
Dikutip dari WebMD, gejala lain yang perlu diwaspadai yakni, mimisan, hidung tersumbat atau telinga berdenging, gangguan pendengaran, infeksi telinga yang sering terjadi, sakit tenggorokan, serta sakit kepala.
Penyebab kanker nasofaring
Yoseppy menuturkan bahwa kanker nasofaring yang diidapnya mungkin disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Pola makan buruk yang ia jalani sebelumnya mengidap penyakit ini, diduga menjadi imbasnya.
Berkaitan dengan pola makan, dr Ahman mengatakan bahwa ada salah jenis makanan yang harus diperhatikan, yakni olahan makanan yang dibakar.
"Makanan yang dibakar dapat menghasilkan zat yang dinamakan nitrosamin, yang dapat menjadi karsinogen," jelas dr Ahmad.
"Selain makanan yang dibakar, bisa juga diakibatkan oleh epstein barr virus," imbuhnya.
Setelah mengetahui ada kanker yang 'hidup' di dalam tubuhnya, Yoseppy menjalani kemoterapi sebanyak 4 kali dengan jarak 3 minggu. Ia juga menjalani radioterapi sebanyak 33 kali demi berjuang melawan penyakitnya.
Meski sempat merasa terpuruk, kini kondisinya sudah jauh lebih baik dan dirinya dinyatakan bebas dari kanker tersebut.
"Jadi aku benar-benar ngikutin medis, aku nggak ngikutin pengobatan alternatif, nggak ada ikuti obat herbal atau apapun. Jadi aku full medis," jelas Yoseppy.
Namun stamina Yoseppy yang sedikit menurun karena untuk pulih seperti semula, membutuhkan waktu sampai satu tahun lebih. Selain itu, ia harus tetap rutin melakukan checkup, karena bisa dinyatakan benar-benar bersih dari kanker membutuhkan waktu lima tahun.
"Jadi ketika sudah dinyatakan bersih, itu selama lima tahun kedepan harus tetap checkup ke dokter. Cycle nya itu yang pertama 3 bulan, kemudian 6 bulan sekali, dan setelahnya 1 tahun sekali," ucapnya.
Simak Video "Video: Ketua YKPI soal Banyak Pasien Kanker Pilih Pengobatan Alternatif"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)











































