Studi Ungkap Golongan Darah A Lebih Rentan Kena Stroke Dini, Ini Penjelasanya

Studi Ungkap Golongan Darah A Lebih Rentan Kena Stroke Dini, Ini Penjelasanya

Anggi Rustiana - detikHealth
Senin, 09 Okt 2023 14:03 WIB
Studi Ungkap Golongan Darah A Lebih Rentan Kena Stroke Dini, Ini Penjelasanya
Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/Mixmike
Jakarta -

Banyak anggapan bahwa penyakit stroke hanya menyerang seseorang saat memasuki usia tua. Namun, beberapa kasus menunjukkan pasien stroke ternyata ada yang berusia muda.

Stroke terjadi apabila pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah. Jadi, sebagian otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen sehingga mengalami kematian sel atau jaringan.

Adapun penelitian yang mengungkapkan bahwa ada golongan darah tertentu memiliki risiko tinggi terkena stroke di usia muda. Simak selengkapnya untuk pembahasan lebih jelas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Benarkah golongan darah A rentan terserang stroke dini?

Di tahun 2022, sebuah riset yang diterbitkan oleh University of Maryland menemukan sejumlah golongan darah yang berisiko terserang stroke di usia dini. Penelitian ini mengumpulkan data dari 48 studi genetik mencakup sekitar 17.000 orang dengan stroke dan hampir 600.000 kontrol non-stroke. Semua peserta berusia antara 18 hingga 59 tahun.

ADVERTISEMENT

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa orang dengan golongan darah A 16 persen lebih tinggi berisiko terkena stroke sebelum usia 60 tahun kalau dibandingkan dengan populasi golongan darah lain. Sedangkan, kelompok golongan darah O memiliki risiko lebih rendah sebesar 12 persen.

Steven Kittner selaku penulis senior dan ahli saraf vaskular di University of Maryland menduga alasan kelompok golongan darah A berisiko tinggi itu ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah.

"Tapi itu mungkin ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit dan sel yang melapisi pembuluh darah serta protein sirkulasi lainnya, yang semuanya berperan dalam perkembangan pembekuan darah," kata Steven mengutip dari laman UM School of Medicine, Senin (9/10/2023).

Penelitian itu membandingkan orang yang mengalami stroke sebelum usia 60 tahun dengan mereka yang terserang stroke setelah berusia 60 tahun. Responden penelitian adalah orang-orang berusia di atas 60 tahun dengan rincian 9.300 orang pengidap stroke dan 25.000 orang yang tidak mengidap stroke.

Hasilnya mengungkapkan bahwa peningkatan risiko stroke pada golongan darah A menjadi tidak signifikan pada kelompok stroke late-onset (berusia di atas 60 tahun). Hal ini menunjukkan bahwa stroke yang terjadi di usia muda (early-onset) mungkin memiliki mekanisme yang berbeda dengan yang terjadi ketika sudah lanjut usia.

Apa saja gejala stroke?

Gejala awal stroke seringkali tidak disadari oleh pengidapnya. Biasanya stroke menyerang secara tiba-tiba dan berlangsung cepat hingga menyebabkan tak sadarkan diri (koma). Menurut penelitian jurnal poltekkes denpasar, berikut gejala umum stroke yang perlu diwaspadai:

  • Nyeri kepala disertai penurunan kesadaran bahkan mengalami koma (pendarahan otak)
  • Kelemahan atau kelumpuhan pada lengan, tungkai, atau salah satu sisi tubuh
  • Seluruh badan mendadak lemas dan terkulai tanpa hilang kesadaran (drop attack) atau disertai hilang kesadaran sejenak (sinkop)
  • Gangguan penglihatan (mata kabur) pada satu atau kedua mata
  • Gangguan keseimbangan berupa vertigo dan sempoyongan (ataksia)
  • Rasa baal pada wajah atau anggota badan di satu maupun kedua sisi
  • Kehilangan sebagian atau seluruh kemampuan bicara (afasia)

Kenapa stroke bisa menyerang usia muda?

Umumnya, kebanyakan pemuda masih memiliki kekuatan fisik dan stamina yang stabil. Tapi, banyak juga yang terlena dengan kenikmatan gaya hidup yang buruk, seperti merokok, konsumsi minuman keras, narkoba dan sebagainya. Penyakit pun mengintai mereka.

Salah satunya stroke, stroke di usia muda cenderung disebabkan oleh penumpukan timbunan lemak di arteri (suatu proses yang disebut aterosklerosis). Selain itu, bisa disebabkan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pembentukan gumpalan.

Disarankan untuk jaga kesehatan dengan menjaga pola makan yang baik dan rutin berolahraga.

Halaman 2 dari 2
(kna/kna)

Berita Terkait