Beberapa waktu lalu masyarakat Indonesia dibuat geger oleh kasus bocah di Bekasi yang meninggal mati batang otak. Bocah yang diketahui berinisial BA itu mengalami mati batang otak pasca menjalani operasi amandel.
Sayangnya, pihak RS Kartika Husada yang menangani BA belum bisa memastikan penyebab mati batang otak yang dialami pasien. Salah satu alasannya adalah keterbatasan alat kesehatan untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien BA.
Terlepas dari kasus tersebut, spesialis saraf sekaligus Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) dr Adin Nulkhasanah, SpS, MARS, menjelaskan mati batang otak terjadi ketika medula oblongata, salah satu bagian pada batang otak, mengalami kerusakan. Medula oblongata bertugas untuk mengontrol saraf otonom dan menjalankan fungsi tubuh secara spontan, seperti sistem pernapasan dan kardiovaskular.
Jika medula oblongata mengalami kerusakan, maka otak tidak lagi bisa memberikan instruksi kepada organ-organ untuk menjalankan fungsi tadi. Kondisi inilah yang disebut dengan mati batang otak.
"Batang otak itu terdiri dari tiga, mesencephalon, pons, dan medula oblongata. Medula oblongata inilah yang memerintahkan orang itu untuk bernapas, jantung berdenyut. Jadi jantungnya bagus tapi yang memerintahkan itu rusak yang nggak bisa lagi berdenyut. Kalau pakai ventilator, yang bergerak ya ventilatornya yang kembang kempis itu," jelas dr Adin saat ditemui detikcom, Selasa (10/10/2023).
"Kalau pusatnya ini rusak, itu yang namanya mati batang otak," sambungnya.
Penyebab Mati Batang Otak
dr Adin menuturkan ada banyak faktor yang bisa memicu mati batang otak. Salah satunya yakni suplai oksigen ke otak yang kurang sehingga menyebabkan kerusakan pada bagian otak.
Selain itu, mati batang otak juga bisa dipicu oleh stroke yang secara spesifik menyerang pembuluh darah di bagian otak tersebut.
"Ada juga stroke, milih tempatnya pas di situ. Milih sendiri pembuluh darahnya pas di situ," ucapnya.
dr Adin mengatakan jika mati batang otak tersebut dipicu oleh stroke, maka pasien masih bisa diselamatkan dengan melakukan prosedur trombolisis, yakni metode penanganan stroke dengan cara melarutkan bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah di otak.
"Kalau masih kurang dari 4,5 jam dilakukan trombolisis, dalam waktu 1 hari bisa balik seperti normal," pungkasnya.
Simak Video "Video Prabowo: Indonesia Butuh Dokter-Ilmuwan yang Banyak"
(ath/kna)