Prosedur Minimal Invasif Kian Ngetren, Nggak Zamannya Lagi Operasi Disayat-sayat

Prosedur Minimal Invasif Kian Ngetren, Nggak Zamannya Lagi Operasi Disayat-sayat

Syifaa F. Izzati - detikHealth
Kamis, 12 Okt 2023 06:50 WIB
Prosedur Minimal Invasif Kian Ngetren, Nggak Zamannya Lagi Operasi Disayat-sayat
dr Ika Megatia, B.MedSc, SpB, FINACS, FICS memaparkan prosedur minimal invasif (Foto: Syifaa F. Izzati/detikHealth)
Jakarta -

Dalam satu dekade terakhir, ilmu medis dan kedokteran berkembang dengan pesat, demikian pula dengan inovasi dan teknologi pendukungnya. Teknologi yang semakin mutakhir menjadi pembuka jalan dan harapan baru bagi pasien untuk mendapatkan prosedur dan proses pengobatan yang lebih baik, termasuk tindakan operasi atau pembedahan.

Dunia pembedahan pun telah memasuki paradigma baru. Dahulu, operasi dianggap sebagai hal yang menakutkan akibat cara konvensional yang membutuhkan sayatan yang besar. Kini, berkat hadirnya metode minimal invasif dalam pembedahan, hal itu tidak lagi relevan.

"Jika pada operasi konvensional dilakukan pembedahan terbuka dengan sayatan yang relatif besar, maka dengan tindakan minimal invasif, luka operasi yang dihasilkan berukuran kecil hanya berkisar antara 5-15 mm sehingga rasa sakit setelah pembedahan jauh berkurang dan pemulihan pasca tindakan lebih cepat," ungkap dokter spesialis bedah RS Royal Progress (RSRP) dr Ika Megatia, B.MedSc, SpB, FINACS, FICS, dalam konferensi pers di Sunter, Jakarta Utara, Rabu (11/10/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

dr Ika menjelaskan bahwa metode minimal invasif memiliki berbagai keunggulan, seperti sayatan yang minim, risiko infeksi luka pasca operasi yang rendah, pemulihan yang lebih cepat, dan tingkat keamanan yang tinggi.

"Tak hanya itu, rasa sakit dan efek samping yang dirasakan pasien juga lebih minimal dibandingkan operasi konvensional. Hal ini bisa berdampak positif pada psikologis pasien sebelum melakukan tindakan, karena persiapan yang matang bukan hanya diperlukan dari sisi tim medis saja, pasien juga perlu siap melakukan operasi agar operasi berjalan lancar," tambah dr Ika.

ADVERTISEMENT

Salah satu jenis operasi dengan metode minimal invasif adalah laparoskopi. Operasi ini dilakukan dengan menggunakan alat bantuan kamera, monitor, dan instrumen khusus. Adapun operasi ini dilakukan melalui layar monitor tanpa melihat dan menyentuh anggota badan pasien.

Metode minimal invasif tidak hanya dapat digunakan sebagai terapi atau pengobatan saja, tetapi juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai jenis penyakit secara lebih dalam dan di banyak tempat.

"Bedah minimal invasif dapat dilakukan untuk berbagai jenis penyakit, seperti pencernaan, seperti kasus usus buntu, hernia. Kasus-kasus di empedu, infeksi, dan lain-lainnya. Tetapi tidak usai di situ, bisa juga diagnostik. Kan dimasukkan kamera ke rongga perut kita, jadi sekalian bisa dilihat organ-organ yang lain juga seperti apa," tambah direktur utama RS Royal Progress dr Ivan R Setiadarma, MM dalam kesempatan yang sama.

Menurut dr Ika, tidak ada batasan usia untuk bisa menjalani prosedur minimal invasif. Artinya, baik tua maupun muda sama-sama bisa menjalaninya.

"Secara literatur, tidak ada batasan umur, anak-anak pun bisa. Memang biasanya port, alat, dan kameranya lebih kecil," pungkas dr Ika.




(up/up)

Berita Terkait