.webp)
Kondisi rumah sakit yang ada di Jalur Gaza, Palestina sedang dalam krisis. Hal ini terjadi karena penghentian pasokan bahan bakar oleh Israel. Seperti yang dikabarkan sebelumnya, mayoritas sumber listrik yang digunakan oleh masyarakat Gaza masih menggunakan generator genset.
Banyak pasien yang mengalami luka-luka di unit perawatan intensif rumah sakit memerlukan generator oksigen bertenaga listrik. Apabila permasalahan listrik tidak segera ditangani, jumlah korban diperkirakan akan meningkat.
Saat ini rumah sakit yang ada di Jalur Gaza mulai mengalami krisis bahan bakar. Dikutip dari Wion, Kantor Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan bahwa cadangan bahan bakar rumah sakit diperkirakan hanya akan bertahan selama 24 jam lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
OCHA menuturkan bahwa jika generator dimatikan, maka kondisi ribuan pasien yang berada dalam perawatan dapat terancam dan tidak dapat mendapatkan akses perawatan medis yang penting. Banyak pasien anak-anak dan orang dewasa yang mengalami luka parah dan bergantung pada kesediaan listrik.
Kondisi Fasilitas Kesehatan di Gaza
Sebelumnya, pihak Kementerian Kesehatan Palestina menuturkan bahwa terdapat gangguan layanan kesehatan pada masyarakat Gaza. Hal ini disebabkan oleh terus meningkatnya korban serangan Israel hingga rumah sakit tidak memiliki tempat tidur yang cukup untuk para korban.
"Rumah sakit telah kehabisan kapasitas tempat tidur. Orang-orang yang terluka dan sakit harus terbaring di lantai karena agresi Israel meningkat," ucap pihak Kemenkes Palestina beberapa waktu lalu.
"Kami menganggap pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas nyawa orang-orang yang terluka dan sakit. Karena hal ini telah menguras sistem kesehatan dan melemahkan kapasitasnya," tambahnya.
Pihak Kemenkes Palestina menuturkan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza meningkat menjadi 2.670 korban jiwa. Dalam statement yang sama, mereka mengatakan bahwa 750 di antaranya adalah anak-anak, sedangkan korban luka-luka mencapai 9.600 orang.
(avk/kna)
