Audit Kasus Mati Batang Otak usai Operasi Amandel Kelar, Ini Temuan Kemenkes

Audit Kasus Mati Batang Otak usai Operasi Amandel Kelar, Ini Temuan Kemenkes

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 18 Okt 2023 08:03 WIB
Jakarta -

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Azhar Jaya memastikan pihaknya sudah melakukan proses audit pada kasus pasien meninggal dinyatakan mati batang otak setelah operasi amandel di RS Kartika Husada Jatiasih, Bekasi. Hasil audit tersebut dalam waktu dekat akan dikirim ke RS untuk dijadikan catatan awal.

"Kemenkes sudah membentuk tim untuk melakukan audit di sana, jadi memang kejadiannya itu adalah kejadian yang bersifat unpredictable, dan memang RS sudah melakukan langkah-langkah untuk penyelamatan, namun demikian kemudian langkah-langkahnya perlu ada yang kita perbaiki," beber Azhar saat ditemui di sela peresmian Corporate University di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Selatan, Selasa (17/10/2023).

"Kami mengirimkan hasil audit, hari ini apa besok, sudah final hasilnya untuk dikirimkan ke RS, agar melakukan perbaikan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait dugaan malpraktik, hal yang kemudian menjadi penilaian adalah terlaksananya SOP atau tidak, bukan dari keberhasilan suatu prosedur di RS. Menurut Azhar, pihak RS sudah melakukan tindakan sesuai SOP, tetapi ada beberapa hal yang sebetulnya bisa dimaksimalkan.

Salah satunya berkaitan dengan waktu penanganan yang seharusnya memungkinkan dilakukan lebih cepat. Sejumlah tenaga kesehatan di RS terkait juga dinilai Azhar memerlukan pelatihan lebih banyak.

ADVERTISEMENT

"Mungkin pada saat mereka melakukan itu, perawatnya dalam tanda kutip butuh pelatihan lebih dan sebagainya."

"Jadi kalau saya tidak bisa menjudge bahwa orang ke RS harus sembuh, tapi yang saya nilai adalah SOP-nya dilaksanakan atau tidak, itu criticalnya di situ," sambung dia.

Evaluasi Kemenkes RI

Azhar menyebut kasus semacam ini menjadi pengingat untuk banyak RS, bukan hanya RS ternama, melainkan seluruh fasilitas kesehatan untuk meningkatkan upaya perawatan kepada pasien agar tidak terulang di kemudian hari.

"Tentu saja ini kita jadikan dalam tanda kutip pembelajaran-pembelajaran, bukan hanya buat RS yang terkenal tapi juga buat yang lain supaya kejadiannya tidak terulang lagi, jadi yang namanya kejadian celaka, sebagainya, ini kita harus pelajari bersama-sama supaya ini tidak terjadi lagi di tempat lain," pungkasnya.

(naf/kna)

Berita Terkait