Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi di dunia, termasuk Indonesia. Tak hanya dialami orang lanjut usia, kelompok usia produktif juga rentan mengalami penyakit ini.
Banyak masalah atau penyakit jantung yang kerap dialami, termasuk serangan jantung. Bahkan, kondisi ini bisa terjadi tanpa adanya gejala sebelumnya.
Untuk mencegah hal itu terjadi, banyak orang yang percaya bahwa ramuan atau herbal bisa mengobati penyakit jantung. Bahkan ada kepercayaan obat tersebut bisa membantu membersihkan lemak di jantung dan pembuluh darah untuk mencegah terjadinya penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menepis hal tersebut, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr dr Jajang Sinardja, SpJP(K), mengatakan obat herbal yang berbentuk pil maupun cairan bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi penyakit jantung, termasuk serangan jantung.
"Itu sudah jelas mitos, kita tidak bisa pukul rata semua obat herbal dapat menyembuhkan serangan jantung. Kalau di iklan itu animasi saja," beber dr Jajang saat ditemui di Jakarta Selatan, Jumat (20/10/2023).
Menurutnya, keberhasilan dari pengobatan herbal hanya diklaim sejumlah orang saja. Hal itu tidak bisa langsung diterima sebagai metode baru dalam dunia medis, karena hanya bersifat testimoni.
dr Jajang menjelaskan bahwa semua metode yang ditemukan dan digunakan di dunia medis harus berlandaskan pada penelitian lebih lanjut, yang mencakup perbandingan dengan metode lain. Itu berfungsi untuk menemukan tingkat efektivitas serta efeknya pada pasien.
"Jadi kalau testimoni, itu cuma satu atau dua orang dan peluangnya kebetulan. Entah karena dikarang-karang sama penjualnya atau bagaimana," ungkapnya.
"Di sini saya mau menekankan, bukan dokter tidak mau percaya, tapi harus ada bukti ilmiah lebih lanjut dan harus dibandingkan untuk dibuktikan, baru bisa diterima. Kadang, iklan itu menyesatkan dan penjelasannya justru terbalik dengan ilmu medis, kasihan pasiennya," lanjut dia
Daripada menggunakan obat herbal, dr Jajang lebih menyarankan masyarakat untuk menjalani pola hidup yang lebih sehat. Itu bisa mencegah pembentukan plak di dalam pembuluh darah.
Adapun menjalani pola hidup sehat, seperti rajin berolahraga dan minum air putih dua liter per hari. Selain itu, waktu tidurnya juga harus cukup serta mampu mengelola stres dengan baik.
"Makan makanan yang rendah lemak dan banyak konsumsi buah serta sayur. Jadi, intinya pola hidup sehat saja. Kalau sehat, tidak mudah untuk tumbuh plak," jelas dr Jajang.
(sao/suc)











































