Baru-baru ini, viral kisah seorang pria bernama Hans (21) yang berhasil melawan kanker limfoma. Pasalnya, pria yang kini tinggal di Tangerang tersebut mengalami gejala awal sering 'beser' atau buang air kecil sejak tahun 2017 ketika dirinya masih SMP.
Pria yang saat ini menjalani perkuliahan di Tangerang juga sempat mengalami penurunan berat badan drastis yang membuatnya terlihat sangat kurus. Walhasil, pria yang kini berusia 21 tahun itu memutuskan ke dokter untuk memeriksakan dirinya. Awalnya, dokter mendiagnosis Hans terkena Hernia lantaran ada benjolan di perut sebelah kirinya.
"Terus coba dicek di USG dan dirujuk lagi ke onkologi baru di situ dia ngeliat 'ini kayaknya bukan bukan hernia deh'. Disuruh lanjut untuk CT Scan dan biopsi," imbuhnya, saat dihubungi detikcom, Senin (23/10/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat itu, Hans mengalami beberapa kesulitan untuk menjalani CT Scan dan biopsi lantaran antriannya yang penuh di sejumlah rumah sakit. Akhirnya, ia memutuskan ke Singapura untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Hasil PET CT Scan mengatakan bahwa terdapat benjolan abnormal yang telah menjalar ke perut bagian atasnya.
Keesokan harinya, Hans langsung menjalani biopsi setelah mengetahui adanya benjolan abnormal di bagian perutnya. Menurutnya, metode ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan sel dan menentukan perawatan atau treatment untuk ke depannya.
"Nah, sudah tahu apa terus dokternya bilang kayaknya perlu di kemoterapi. Sebenarnya bisa juga kalau kanker atau tumor langsung diangkat dengan operasi. Cuma dokternya nggak berani jamin, itu bisa jadi operasi besar karena posisinya bener-bener udah banyak banget di tubuh. Dia nggak bisa jamin juga bakal 100 persen sembuh kalau dioperasi karena pasti ada yang ketinggalan gitu," katanya.
Seharusnya, ia menjalani kemoterapi sebanyak delapan kali. Namun, pada kemoterapi keempat, dokter menyebut sel-sel kanker yang ada di tubuhnya sudah tak lagi kelihatan. Karena hal itu, ia hanya menjalani enam kali prosedur kemoterapi untuk memastikan sel kanker tersebut benar-benar 'bersih' dari tubuhnya.
"Sekitar 5 tahun sejak aku mengidap itu dan akhirnya sembuh total. Dokternya juga bilang nggak perlu datang lagi ke RS," pungkasnya.
Apa Itu Kanker Limfoma?
Dikutip dari Mayo Clinic, limfoma adalah kanker pada sistem limfatik, yang merupakan bagian dari jaringan tubuh yang melawan kuman.
Sistem limfatik meliputi kelenjar getah bening, limpa, kelenjar timus, dan sumsum tulang. Limfoma dapat memengaruhi semua area tersebut serta organ lain di seluruh tubuh.
Dikutip dari UPK Kementerian Kesehatan (Kemenkes), limfoma terbagi menjadi dua, yakni limfoma hodgkin dan limfoma non-hodgkin. Limfoma Hodgkin terjadi karena adanya mutasi sel B pada sistem limfatik, dengan hasil deteksi yaitu dengan adanya sel abnormal Reed-Stenberg dalam sel kanker. Sedangkan Limfoma Non-Hodgkin terjadi karena adanya mutasi DNA pada sel B dan sel T pada sistem limfatik.
Gejala Kanker Limfoma
Tanda dan gejala limfoma dapat meliputi:
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak nyeri di leher, ketiak, atau selangkangan
- Kelelahan yang terus-menerus
- Demam
- Berkeringat di malam hari
- Sesak napas dan batuk
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
- Pembesaran amandel
- Kulit gatal
Faktor Risiko Limfoma
Limfoma memiliki faktor risiko yang cukup bervariasi, termasuk usia, faktor genetik, paparan kimia beracun, hingga memiliki riwayat terpapar virus Epstein-Barr atau EBV.
Apabila mengalami berbagai gejala limfoma yang telah disebutkan diatas, tindakan preventif dengan melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan secara rutin merupakan hal yang penting untuk dilakukan.
(kna/kna)











































