Pihak Israel disebut menggunakan bom fosfor putih atau white phosphorus saat menyerang wilayah Gaza. Hal tersebut diungkap oleh tim medis Palestina yang menangani korban di Gaza.
Pihak Human Right Watch juga menyebut penggunaan fosfor putih oleh Israel dalam operasi militer di Gaza dan Lebanon menempatkan warga sipil pada risiko cedera serius dan jangka panjang.
Laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan fosfor putih adalah zat padat lilin kimia yang biasanya tampak kekuningan atau tidak berwarna, dan beberapa orang menggambarkan baunya menyerupai bawang putih. Fosfor putih sering digunakan oleh militer untuk menerangi medan perang, menghasilkan tabir asap dan sebagai pembakar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun penggunaannya sudah dilarang karena efek serius yang akan dirasakan oleh korban jika terjadi paparan. Fosfor putih dapat menyebabkan luka bakar yang parah. Luka bakar ini sangat menyakitkan dan diakibatkan oleh kombinasi cedera termal dan kimia. Area kulit yang terkena mungkin tampak kekuningan dan mungkin menunjukkan luka bakar nekrotik dengan ketebalan penuh yang dikelilingi oleh jaringan yang terkelupas.
Partikel fosfor putih yang menembus kulit, misalnya pecahan peluru, mungkin mulai terbakar saat luka dibuka dan terkena udara. Asap putih dari pembakaran fosfor mungkin terlihat keluar dari luka.
Fosfor putih dapat diserap dari permukaan yang terbakar dan menyebabkan toksisitas sistemik, khususnya perubahan EKG, seperti dijelaskan di atas.
Pada mata, partikel fosfor putih dapat menyebabkan luka bakar dan perforasi kornea. Paparan asap pembakaran fosfor dapat menyebabkan iritasi mata, blefarospasme, fotofobia, lakrimasi, dan konjungtivitis.
Asap dari pembakaran fosfor juga dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan bagian atas, batuk, sakit kepala, dan edema paru yang tertunda.
(kna/kna)











































