Penerimanya Meninggal, Kenapa Jantung Babi Dipilih untuk Cangkok ke Manusia?

Penerimanya Meninggal, Kenapa Jantung Babi Dipilih untuk Cangkok ke Manusia?

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 02 Nov 2023 11:31 WIB
Penerimanya Meninggal, Kenapa Jantung Babi Dipilih untuk Cangkok ke Manusia?
Orang kedua di dunia yang menerima transplantasi jantung babi meninggal dunia. Foto: University of Maryland School of Medicine
Jakarta -

Lawrence Faucette (58), orang kedua di dunia yang menerima transplantasi jantung babi hasil rekayasa genetika dalam transplantasi, meninggal enam minggu setelah prosedur eksperimental tersebut. Pusat Medis Universitas Maryland, tempat prosedur eksperimental dilakukan, menyebut jantung Faucette menunjukkan tanda-tanda penolakan beberapa hari terakhir.

"Harapan terakhir Faucette adalah agar kami dapat memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang telah kami pelajari dari pengalaman kami, sehingga orang lain dapat dijamin mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan jantung baru ketika organ manusia tidak tersedia," ungkap direktur klinis Program Xenotransplantasi Jantung di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, Dr Bartley Griffith dikutip dari CNN, Kamis (2/11/2023).

"Dia kemudian mengatakan kepada tim dokter dan perawat yang berkumpul di sekelilingnya bahwa dia mencintai kami. Kami akan sangat merindukannya," ujarnya lebih lanjut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faucette pertama kali dirawat di UMMC pada 14 September setelah mengalami gejala gagal jantung. Enam hari kemudian, ia menjalani transplantasi eksperimental menggunakan jantung babi. Penyakit jantung dan penyakit bawaan membuat Faucette tidak memenuhi syarat untuk menjalani transplantasi jantung manusia tradisional.

"Satu-satunya harapan saya yang tersisa adalah menjalani jantung babi, xenotransplantasi," ungkap Faucette kepada rumah sakit dalam wawancara internal beberapa hari sebelum operasi.

ADVERTISEMENT

Beberapa minggu setelah transplantasi, pihak dokter melaporkan bahwa Faucette mengalami kemajuan yang signifikan. Faucette bahkan mampu menjalani terapi fisik dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

Kenapa Harus Jantung Babi?

Sebelumnya, pada Januari 2022, Universitas Maryland juga melakukan operasi eksperimental transplantasi jantung babi pertama pada David Bennett (57). Bennett meninggal dunia dua bulan setelah operasi tersebut.

Meskipun tidak ada tanda-tanda penolakan pada minggu-minggu awal setelah transplantasi, otopsi menyimpulkan bahwa kematian Bennett disebabkan gagal jantung imbas 'berbagai faktor kompleks. Salah satunya, yakni kondisi Bennett sebelum operasi. Sebuah studi kasus yang dipublikasikan di Lancet juga mencatat adanya bukti virus babi yang belum teridentifikasi sebelumnya.

Eksperimen transplantasi organ dari hewan ke manusia telah gagal selama beberapa dekade. Sebab, sistem kekebalan tubuh manusia menghancurkan jaringan asing organ baru tersebut. Walhasil, kini para ilmuwan mencoba menggunakan babi yang dimodifikasi secara genetik untuk membuat organ jantung babi tersebut lebih mirip manusia.

Babi lebih menjadi pilihan untuk eksperimen transplantasi organ dibandingkan primata. Pasalnya, babi dinilai unggul perihal ketersediaan organnya. Selain itu, babi lebih mudah dibesarkan dan dapat mencapai ukuran manusia dewasa dalam waktu enam bulan. Tak hanya jantung, beberapa organ babi pun digunakan dalam eksperimen xenotransplantasi, seperti katup jantung, sel pankreas, dan kulit.

Studi menemukan, sistem saluran urine pada babi dan manusia relatif sama. Dari segi ukuran, ginjal manusia berukuran panjang kurang-lebih 12 cm, lebar kurang-lebih 6 cm, dan tebal kurang-lebih 3 cm. Sedangkan ginjal babi memiliki panjang kurang-lebih 11,8 cm, lebar kurang-lebih 5,64 cm, dan ketebalan kurang-lebih 2,76 cm.

Selain itu, tersedia banyak modifikasi genetik organ babi. Sudah ada 9 modifikasi genetik pada babi, dibuat dengan tujuan menekan risiko komplikasi berupa reaksi penolakan. Seperti yang dilakukan tim bedah Nyu Langone Health Amerika Serikat, pihaknya menambahkan antibodi tambahan dari kelenjar timus babi ke tubuh pasien.

Direktur asosiasi pusat transplantasi di Massachusetts General Hospital, Dr Jay Fishman, mengatakan organ babi bisa dimanipulasi genetik. Selain itu, organ babi bisa diskrining dengan lebih baik untuk penyakit menular. Pasien yang membutuhkannya pun mungkin bisa lebih mudah memperoleh organ babi.

Halaman 2 dari 2
(vyp/kna)

Berita Terkait