Penerima transplantasi jantung babi kedua di dunia, Lawrence Faucette (58) meninggal dunia enam minggu setelah menjalani prosedur eksperimental tersebut. Tempat pembedahan dilakukan, Pusat Medis Universitas Maryland menyebut jantung Faucette menunjukkan tanda-tanda penolakan beberapa hari terakhir.
Profesor bedah dan direktur program ilmiah program xenotransplantasi jantung di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, Dr Muhammad M. Mohiuddin, menyebut Faucette amat terlibat dalam proses pemulihan dirinya sendiri pasca operasi. Faucette sering membaca dan menafsirkan biopsinya sendiri.
Pak Faucette sangat terlibat dalam perawatannya sendiri, membaca dan menafsirkan biopsinya sendiri, kata Dr. Muhammad M. Mohiuddin, seorang profesor bedah dan direktur program ilmiah program xenotransplantasi jantung di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah operasi, jantung yang ditransplantasikan sempat bekerja dengan baik, tanpa tanda-tanda penolakan selama bulan pertama. Bahkan, Faucette dapat melakukan terapi fisik dengan tujuan mendapatkan mengembalikan kemampuannya untuk berjalan.
Sebelumnya, Faucette sempat hendak menjalani transplantasi yang menggunakan organ tradisional dari donor manusia yang telah meninggal. Namun kondisi Faucette saat itu dinilai terlalu parah sehingga tidak bisa menjalani transplantasi tradisional. Faucette menderita gagal jantung stadium lanjut serta penyakit pembuluh darah perifer dan komplikasi lainnya.
Faucette mengalami gagal jantung stadium akhir pada 14 September ketika dia dirawat di Pusat Medis Universitas Maryland. Sesaat sebelum operasi, jantungnya berhenti dan Faucette harus diresusitasi. Saat itu istri Faucette, Ann Faucette, mengaku tak mau berharap banyak perihal keselamatan suaminya. Ia hanya berharap, nantinya bisa kembali duduk bersama sang suami di teras rumah untuk minum kopi bersama.
Istrinya, Ann Faucette, mengatakan pada saat itu bahwa pasangan tersebut menjaga ekspektasi tetap rendah, dan hanya berharap untuk lebih banyak waktu untuk duduk "di teras depan" dan minum kopi bersama.
"Dia tahu waktunya bersama kami singkat, dan ini adalah kesempatan terakhirnya untuk berbuat demi orang lain," kata Ann dalam sebuah pernyataan dikutip dari New York Times, Jumat (3/11/2023).
Ahli bedah transplantasi di sejumlah pusat kesehatan telah bekerja keras untuk memajukan bidang xenotransplantasi. Sejauh ini, sebagian besar penelitian melibatkan transplantasi ginjal dari babi yang telah direkayasa genetika, ke pasien mati otak yang dirawat dengan ventilator.
Dengan tujuan, bisa menunjukkan bahwa ginjal bisa menjalani fungsi biologis penting lainnya tanpa penolakan dari tubuh penerima transplantasi.











































