Stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang menjadi fokus perhatian di Indonesia. Stunting adalah kondisi gizi buruk kronis pada periode kritis perkembangan anak yang memengaruhi status tumbuh kembang anak.
Stunting pada anak dapat terjadi akibat dari kurangnya asupan nutrisi baik secara kuantitas maupun kualitas, yang dikombinasikan dengan morbiditas, penyakit infeksi, dan masalah lingkungan. Stunting dapat dipicu berbagai faktor, di antaranya status gizi ibu sejak masa hamil, pola asuh ibu setelah lahir, kurangnya asupan protein, dan defisiensi zat gizi mikro, khususnya zinc dan zat besi.
Pencegahan stunting tidak hanya dapat dilakukan setelah anak lahir, tapi juga sejak masih dalam kandungan. Salah satunya dengan memerhatikan dan mencukupi asupan nutrisi yang dikonsumsi si ibu selama masa kehamilan. Sebab, ibu hamil membutuhkan lebih banyak nutrisi dan diet yang baik guna mengakomodir energi serta memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan janin.
Tentunya, pencegahan stunting harus melibatkan peran banyak, termasuk salah satunya dari para dokter gigi di Indonesia. Kontribusi dokter gigi dalam pencegahan stunting juga sudah disebutkan dalam Permenkes RI No. 39 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, yaitu dengan cara berkontribusi pada perawatan antenatal terintegrasi (ANC), intervensi 1.000 hari pertama, dan membantu dalam deteksi dini penyakit di Indonesia.
Berdasarkan data WHO, sekitar 90 persen masyarakat pernah mengalami penyakit gigi, yang mana sebagian besar sebenarnya dapat dicegah. Tak hanya itu, sebanyak 78 persen anak-anak di dunia juga mengidap sakit gigi yang tidak dirawat.
Padahal, kesehatan mulut adalah komponen penting untuk memiliki kondisi kesehatan yang komprehensif. Rongga mulut yang sehat dapat memfasilitasi konsumsi makanan yang bergizi secara baik dan benar, menjaga kualitas hidup, hingga menjaga produktivitas. Karena itu, menjaga kesehatan rongga mulut anak merupakan salah satu cara dalam menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak yang harus dilakukan oleh orang tua.
Dalam rangka memberikan edukasi akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut guna mencegah stunting, Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG UI pada hari Jumat (20/10/2023), menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dengan mengusung tema 'Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut Melalui Kader dan Tenaga Kesehatan Posyandu dalam Pencegahan Stunting' di Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten dengan tujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan kader dan perangkat puskesmas tentang pentingnya pencegahan stunting dengan cara yang mudah, yakni dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Kabupaten Pandeglang dipilih lantaran masih menjadi salah satu wilayah di Pulau Jawa yang angka kesehatan penduduknya berada di bawah capaian nasional. Adapun penyebabnya dikarenakan oleh angka kemiskinan yang masih cukup tinggi, angka kecukupan gizi yang belum berimbang, cakupan imunisasi serta pemanfaatan fasilitas kesehatan yang masih rendah.
Tak hanya itu, dalam tiga tahun terakhir garis kemiskinan di Kabupaten Pandeglang terus mengalami peningkatan. Lalu, adanya perubahan selera atau gaya hidup yang mengubah pola konsumsi rumah tangga. Meski angka kemiskinan bukanlah satu-satunya faktor risiko stunting, hal ini dapat menyebabkan anak-anak dalam keluarga kekurangan asupan nutrisi pangan dan gizi yang penting selama masa pertumbuhan.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang digelar Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG UI ini sendiri diadakan dengan sasaran peserta adalah para kader dan perangkat puskesmas, dengan total peserta sejumlah 45 orang. Tim yang melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat berjumlah 21 orang dan terdiri dari 7 dosen dan 2 staf Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG UI, serta 12 mahasiswa program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) Penyakit Mulut FKG UI.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat kali ini dikemas dalam bentuk paparan materi dengan judul 'Stunting dan Kesehatan Rongga Mulut' yang disampaikan oleh Dr drg Anandina Irmagita, SpPM, SubSp NonInf(K) selaku dosen Penyakit Mulut FKG UI, serta dr Dede Ropiah selaku dokter dari Puskesmas Sobang. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) yang diikuti oleh para peserta yang terdiri dari kader dan tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Sobang dan difasilitasi oleh PPDGS Penyakit Mulut FKG UI.
Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman mengenai pentingnya menjaga kesehatan rongga mulut dan hubungannya untuk menekan angka prevalensi stunting di wilayah Kabupaten Pandeglang. Hal ini sesuai dengan salah satu fokus Sustainable Development Programs (SDGs), yaitu untuk kehidupan sehat dan sejahtera. Kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai pentingnya menjaga kondisi kesehatan rongga mulut sebagai salah satu upaya untuk mencegah meningkatnya prevalensi stunting.
Simak Video "Video: Protein Hewani Jadi Kunci Penanganan Stunting"
(ath/kna)