Situasi horor terus dilaporkan di RS Al Shifa Jalur Gaza, Palestina. Menurut kesaksian staf doctors without borders (Medicins Sans Frontieres/MSF), RS hingga Senin (13/11/2023) masih dikepung drone, juga tank Israel.
Pasca komunikasi kembali pulih di wilayah RS Al Shifa, MSF melaporkan sejumlah staf mereka berada di kondisi darurat.
"Kami tidak memiliki listrik dan juga air bersih di rumah sakit. Tidak ada makanan. Orang-orang akan meninggal dunia dalam beberapa jam ke depan tanpa ventilator yang berfungsi. Di depan rumah sakit, banyak jasad berserakan di tanah. Ada beberapa pasien terluka juga dan kami tidak bisa membawa mereka ke dalam RS," demikian pernyataan dokter bedah MSF yang bertugas di RS Al Shifa, dikutip dari Al Jazeera Selasa (14/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Israel juga disebut mulai menyerang ambulans yang membawa banyak pasien dari beberapa meter gerbang depan RS Al Shifa. Situasinya tidak manusiawi lantaran RS betul-betul terisolasi dari dunia luar. Jaringan internet terus dilaporkan tidak stabil, sampai beberapa kali mati total.
"Ada juga penembak jitu yang terus menembaki pasien-pasien. Mereka (pasien) terluka akibat tembakan. Kami telah mengoperasi tiga pasien akibat tembakan sniper," kata MSF.
Para staf MSF dan petugas medis di RS Al Shifa bersikeras menolak dievakuasi, mereka bersumpah hanya akan keluar dari RS setelah pasien ikut dievakuasi.
"Kami tidak ingin meninggalkan pasien-pasien kami. Ada sekitar 600 pasien, 37 bayi, dan seseorang yang membutuhkan perawatan ICU. Kami tidak bisa meninggalkan mereka," beber MSF.
"Kami memerlukan jaminan bahwa ada koridor yang aman (untuk evakuasi) karena kami melihat beberapa orang mencoba meninggalkan Al Shifa dan mereka (Israel) membunuh mereka, mengebom orang-orang, dan penembak jitu membunuh mereka. Di dalam RS Al Shifa, terdapat pasien dan tim medis yang terluka. Jika mereka memberi kami jaminan dan mengevakuasi pasien terlebih dahulu, kami akan mengungsi," lanjut laporan resmi tersebut.
Gempuran Israel ke RS Al Shifa terus dilaporkan sejak akhir pekan. Para dokter juga pengurus setempat menyebut drone-drone Israel non-stop berterbangan di kompleks RS. Siap menembaki setiap objek yang bergerak.
Salah satu petugas medis juga dilaporkan tewas ditembak drone Israel saat dirinya hendak pergi ke ruang inkubator, menolong bayi prematur. Banyak negara meminta pemberhentian serangan RS Al Shifa, tetapi pihak Israel terus berdalih RS menjadi sarang fasilitas Hamas.
Lebih dari 11 ribu orang dinyatakan tewas imbas serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober. Ada 4 ribu di antaranya merupakan usia anak, 3 ribu lainnya adalah perempuan.
(naf/kna)











































