1 dari 10 Orang di RI Idap Gangguan Jiwa, Ini Penyebabnya Kata Kemenkes

Averus Kautsar - detikHealth
Rabu, 15 Nov 2023 10:00 WIB
Ilustrasi. (Foto: Thinkstock)
Jakarta -

Mengacu pada data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, sebanyak 1 dari 10 orang di Indonesia mengidap gangguan jiwa. Sebenarnya apa faktor di baliknya?

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan banyak pasien gangguan jiwa di Indonesia terlambat mendapatkan penanganan dan pengobatan karena penyangkalan dari keluarga. Kondisi ini juga disebabkan oleh stigma yang masih melekat pada penyakit gangguan jiwa yang ada di masyarakat.

"Masih ada penolakan masyarakat kalau ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa atau penyangkalan sehingga pasien terlambat mendapatkan pengobatan," ujar dr Nadia dikutip dari Antara, Rabu (15/11/2023).

dr Nadia menuturkan banyak pasien gangguan jiwa tidak terdeteksi dengan baik sehingga terlambat mendapatkan pengobatan yang tepat. Adapun gangguan kejiwaan yang banyak dialami adalah stres, ansietas, hingga skizofrenia.

"Awalnya penanganan stres, ansietas yang tidak tertangani dengan baik atau tidak terdeteksi secara dini, tidak paham terkait gangguan jiwa mana yang sudah harus mendapatkan pertolongan mana yang sudah harus diobati," jelasnya.

Beberapa waktu lalu Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menuturkan bahwa ada 1 dari 10 orang di Indonesia mengalami gangguan jiwa. Ia mengatakan bahwa salah satu kesulitan yang ditemukan dalam penanganannya adalah deteksi dini yang lemah.

"Di Indonesia, 1 dari 10 yang terdeteksi (gangguan jiwa). Deteksi dini kita itu lemah sekali. Kalau gangguan jiwa ini masih sangat manual, jadi pakai kuisioner. Apakah dia punya anxiety sama depresi," sebut Menkes dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (7/11/2023).

Menkes menjelaskan bahwa gangguan jiwa anxiety yang paling sulit untuk dideteksi. Menurutnya banyak masyarakat yang mengalami gangguan jiwa tersebut.

"Tapi, anxiety nih nggak tertangkap, biasanya,padahal banyak sekali yang kena, ini hormonalnya sudah terpengaruh. Karena ada hormon serotonin dan dopamin, kemudian bisa jadi depresi," beber Menkes.

"Skrining ini juga baru dilakukan di Kemenkes, dan ternyata hasilnya mengejutkan saya. Banyak juga yang anxiety, depresi, padahal mereka tidak running untuk pemilu," sambungnya.

Ia menuturkan bahwa sistem skrining gangguan jiwa di Indonesia akan segera diperbaiki. Jika penanganan terlambat, maka pasien gangguan jiwa akan lebih sulit untuk ditangani.

"Seharusnya bisa ditangani lebih baik agar jangan terus turun jadi anxiety, nggak ke rawat jadi depresi, nggak ke rawat jadi skizofrenia. Kalau skizofrenia masuk rumah sakit jiwa sudah susah, sudah telat. Harusnya saat dia sudah anxiety sudah diajarin untuk terapi," pungkasnya.



Simak Video "Video: Profesi Jurnalis dan Tingginya Risiko Gangguan Mental"

(avk/vyp)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork