Vokalis Coldplay Chris Martin baru-baru ini disorot publik setelah terpantau berjalan-jalan di Jakarta sebelum konsernya digelar hari ini, Rabu (15/11). Uniknya, pria tersebut berjalan santai tanpa alas kaki, konon di sekitar kawasan Sudirman.
"Epic Walk in Jakarta," imbuhnya dalam unggahan foto Instagram@coldplay.
Banyak orang yang percaya bahwa berjalan kaki dengan barefoot atau nyeker lebih banyak manfaatnya daripada menggunakan alas kaki, seperti sepatu dan sandal. Lantas, bagaimana faktanya?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spesialis Orthopedi Foot and Ankle, dr Astuti Pitarini, SpOT, mengatakan secara ilmiah sudah banyak sekali penelitian mengenai efek berjalan kaki atau berlari secara nyeker versus berjalan kaki menggunakan sepatu dan sandal.
Menurutnya, tak jarang studi-studi ini hasilnya sangat terpolarisasi atau terbagi atas dua kelompok, yaitu kelompok yang sangat pro barefoot atau nyeker versus grup yang pro dengan teknologi proteksi sepatu.
"Misalnya, sepatu racing yang biasa dipakai atlet, tentunya akan berlomba-lomba menciptakan sepatu atletik/Advanced Foot Technology dengan design shock absorbing tebal dan terbaik. Karena studi yang ada mengatakan bahwa outer sole yang tebal dapat mengaktivasi otot peroneal di betis sehingga menambah stabilitas pergelangan kaki," ucapnya saat dihubungi detikcom, Rabu (15/11).
Namun di lain sisi, studi mengenai barefoot walking atau berjalan kaki tanpa alas kaki memperlihatkan populasi yang dari kecil sudah terbiasa nyeker, memiliki cadence (langkah kaki) atau step yang signifikan lebih cepat daripada populasi yang bersepatu.
Tak hanya itu, orang yang berjalan kaki tanpa alas kaki juga memiliki fungsi windlass mechanism di bagian plantar fascia yang lebih baik, dan memiliki momentum otot panggul, lutut, dan ankle yang lebih rendah sehingga disinyalir mengurangi efek terjadi osteoarthritis sendi di kemudian hari.
Lalu, manakah yang lebih baik?
Studi menunjukkan, bahwa footwear design sebaiknya menemukan balance atau keseimbangan antara design yang protektif namun juga ringan, minimalis, dan fleksibel. Karena kembali lagi ke sejarahnya, sepatu diciptakan sebagai alat proteksi kaki yang sangat berguna untuk melindungi aktivitas kita sehari-hari.
"40,000 tahun yang lalu, sepatu diciptakan sebagai alat proteksi kaki untuk melindungi kaki manusia dari batu, kerikil, dan tanah yang panas. Risiko berjalan tanpa sepatu tentunya lecet, luka tusuk, dan infeksi pada kaki. Apalagi bila disertai genangan air dan juga banjir. Kaki yang luka akan lebih mudah terinfeksi dan bisa menjalar," lanjutnya lagi.
(suc/up)











































