Menteri Kesehatan RI menyoroti pentingnya deteksi dini pasien kanker di Indonesia demi menekan risiko kematian pasien. Ia menyayangkan di Indonesia, banyak pasien cenderung terlambat terdeteksi lantaran takut memeriksakan diri ke dokter.
Hal itu disampaikannya dalam acara bersama Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI). Ditegaskannya, kanker memang menjadi salah satu isu utama, terutama berkaitan dengan upaya mengurangi risiko kematian pasien.
"Saya percaya bahwa seharusnya, strategi paling benar untuk kanker adalah deteksi lebih dini. Karena kalau deteksi dini, dengan teknologi sekarang seharusnya 50 persen pasien bisa sembuh," ungkapnya dalam acara 17th Langkah Kasih Setia Melayani dengan Hati di kawasan TMII, Jakarta Timur, Jumat (17/11/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masalahnya di Indonesia, deteksi suka terlambat sehingga banyak kematian terjadi. Bisa karena nggak ada alatnya, atau secara sosial orang Indonesia takut untuk di-screening," imbuh Menkes.
Menkes lebih lanjut menjelaskan, deteksi kanker sedini mungkin sebenarnya bukan hanya berperan menekan risiko kematian pasien, melainkan juga meningkatkan potensi kualitas hidup pasien kanker.
"Rumah sakitnya supaya bisa melakukan kemoterapi dan radioterapi lebih advance, seluruh rumah sakit," tutur Menkes.
"Yang ingin saya sampaikan adalah strategi penanganan kanker, strategi penanganan dini. Semakin dini kita mendeteksi, semakin besar kemungkinan sembuh, semakin menekan biayanya (pengobatan), semakin kualitas hidup pasien lebih baik," pungkasnya.











































