Tentara Israel menangkap Direktur Rumah Sakit Al Shifa Muhammad Abu Salmiya beserta beberapa dokter senior lainnya. Kabar penangkapan ini disampaikan kepala departemen RS tersebut pada Kamis (23/11/2023).
Penangkapan tersebut juga dilaporkan oleh Otoritas Penyiaran Israel, dan dikonfirmasi dalam sebuah postingan di platform media sosial X oleh sepupu Salmiya, Adham Abu Selmiya.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pihaknya menginginkan penjelasan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ketika petugas medis sedang melakukan perjalanan dalam konvoi WHO bersama pasien saat mereka dihentikan dan ditahan oleh pasukan Israel.
"Organisasi Kesehatan Dunia belum mengirimi kami laporan apapun untuk menjelaskan situasinya termasuk jumlah dan nama mereka yang ditahan," kata juru bicara kementerian kesehatan, Ashraf al-Qudra, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (24/11/2023).
"Ketidakmampuan untuk menghubungi al-Shifa berarti kita tidak tahu siapa yang ditangkap. Ada kemungkinan beberapa dari tahanan tersebut akan dibunuh. Kami tahu pasukan pendudukan mampu melakukan hal itu," terusnya.
Ashraf mengatakan kementerian telah memutuskan untuk menghentikan koordinasi dengan WHO mengenai evakuasi, sampai mereka mengirimkan laporan yang menjelaskan apa yang telah terjadi.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan pihaknya mengecam keras penangkapan Salmiya dan rekan-rekannya. Ia menyerukan kepada Komite Palang Merah Internasional dan organisasi internasional lainnya untuk mewujudkan pembebasan segera dokter-dokter tersebut.
"Beberapa hari sebelum penangkapan, dua paramedis Palestina telah ditangkap oleh pasukan pendudukan Israel", kata Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera, melaporkan dari Gaza selatan pada hari Kamis.
"Ini memberikan tanda yang jelas bahwa tidak ada kekebalan di Jalur Gaza, baik bagi pekerja medis, kru pertahanan sipil atau bahkan jurnalis, karena serangan tersebut telah menjangkau semua lapisan masyarakat Palestina," lanjut dia.
Sebelumnya, pada hari Rabu, kantor kemanusiaan PBB mengatakan tentara Israel 'menghalangi' konvoi ambulans yang mengangkut 190 pasien yang terluka dan sakit dari Rumah Sakit al-Shifa ke selatan. Hal ini membuat perjalanan memakan waktu hampir 20 jam.
Penundaan yang lama di pos pemeriksaan militer Israel yang memisahkan Gaza utara dan selatan menempatkan 'nyawa orang-orang yang terluka dan sakit dalam bahaya', menurut Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS).
Layanan medis sebelumnya mengatakan bahwa 14 ambulansnya, dua bus PBB dan kendaraan lainnya terlibat dalam evakuasi pasien, serta "sejumlah tim medis" dari Rumah Sakit al-Shifa.
Simak Video "Video: UNICEF, WHO dan UNRWA Kejar Target Vaksinasi 44.000 Anak di Gaza"
(sao/naf)