Pneumonia 'Misterius' Serang Siswa-Guru, Warga di China Minta Sekolah Ditutup

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Jumat, 24 Nov 2023 12:32 WIB
Foto: AP Photo
Jakarta -

China kembali melaporkan kasus pneumonia misterius yang belakangan menyerang anak-anak. Petugas medis masih belum bisa memastikan pemicu anak-anak yang mengeluhkan gejala mirip pneumonia, hingga menyebabkan antrean di RS.

Salah satunya terjadi di Rumah Sakit Anak di Beijing yang dipadati anak-anak yang sakit. Bahkan, banyak sekolah yang sudah tutup.

Melihat kondisi itu, pakar epidemiologi Dr Eric Feigl-Ding memperingatkan masyarakat tentang wabah yang semakin meningkat. Dalam postingan di media sosial X miliknya, ia juga membagikan video kondisi rumah sakit yang sangat parah.

Video tersebut menunjukkan ratusan orang mengantre di jalan di luar rumah sakit, semua orang mengenakan masker. Sementara di dalam rumah ada orang-orang menggendong anak-anak mereka yang sakit menunggu pertolongan.

Tak hanya anak-anak, para guru juga tertular penyakit ini dari siswanya. Hal ini menyebabkan beberapa sekolah ditutup seluruhnya. Anak-anak diminta untuk segera pergi ke rumah sakit jika mengalami gejala-gejala seperti demam tinggi dan radang paru-paru, tetapi tidak batuk.

"Jam pandemi terus berjalan, kita tidak tahu jam berapa sekarang. Namun masih belum jelas bagaimana dan kapan wabah ini dimulai. Mengkhawatirkan," tulis Dr Feigl-Ding yang dikutip dari Express UK, Jumat (24/11/2023).

"Wabah baru ini tidak ringan, sehingga semakin sulit untuk mendapatkan diagnosis yang lebih spesifik. Mungkin itu virus baru atau mungkin bakteri jahat yang kebal antibiotik," sambungnya.

Kepadatan pasien anak akibat pneumonia misterius ini juga terjadi di Rumah Sakit Anak Tianjian. Direktur rumah sakit Liu Wei mengatakan stafnya mulai kewalahan.

Lebih dari 13.171 pasien telah dirawat di rumah sakit tersebut dalam 24 jam terakhir. Ia juga memohon para orang tua untuk tetap tenang.

"Staf rumah sakit kami telah bekerja keras. Mereka juga anak orang tuanya. Anaknya juga sedang demam," tulis Liu yang dikutip dari Business Insider.

Salah satu orang tua pasien yang di rumah sakit Wuhan juga memberikan kesaksian. Ia mengatakan putranya yang masih kelas empat menderita pneumonia. Namun, daftar tunggu di beberapa fasilitas medis di perpanjang hingga lima hari.

Melihat situasi tersebut memicu kekhawatiran di media sosial China. Banyak orang tua yang merasa kesulitan untuk membuat janji temu di rumah sakit.

"Bukan hanya di Beijing. Chongqing menghadapi kesulitan di sini. Semua anak menderita penyakit pernafasan," tulis seseorang di Weibo.

"Jika Beijing tidak memiliki sumber daya medis, bagaimana tempat lain bisa bertahan?," tulis yang lain.

Tak sedikit juga yang menyerukan agar sekolah ditutup. Hal ini mengingat banyaknya anak-anak yang tertular penyakit di lingkungan sekolah.

Namun, otoritas pendidikan setempat masih belum mau beralih ke kelas online. Sementara itu, media pemerintah mendesak orang tua untuk mengirim anak-anak yang lebih besar ke dokter hanya jika demam mereka berlangsung selama tiga hari atau lebih.

"Infeksi saluran pernafasan adalah penyakit yang umum terjadi pada anak-anak," tulis People's Daily.

"Untuk sebagian besar infeksi saluran pernapasan, cara terbaik adalah mengobati gejalanya."



Simak Video "Video IDAI: Banyak Kasus Pneumonia Anak di RI Disebabkan Influenza"

(sao/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork