Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) berencana menggunakan teknologi nyamuk berwolbachia sebagai salah satu langkah penanggulangan demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Teknologi ini dilakukan dengan cara menginfeksi nyamuk aedes aegypti dengan bakteri wolbachia sehingga tidak lagi menularkan virus dengue ke manusia.
Teknologi nyamuk ber-wolbachia ini mengundang pro dan kontra di tengah masyarakat. Apa kata detikers terkait dengan teknologi ini?
Berdasarkan polling yang dilakukan oleh tim detikhealth melalui media sosial X, sebagian besar masyarakat menyetujui inovasi wolbachia. Dari 53 vote yang masuk, 54,7 persen warganet setuju dengan inovasi teknologi tersebut.
Sedangkan 46,3 persen warganet lainnya mengaku masih kurang setuju dengan inovasi nyamuk ber-wolbachia untuk mengatasi peningkatan kasus DBD.
Selain itu, polling yang dilakukan melalui laman detikHealth juga mengundang 40 jawaban dari detikers. 25 warganet menyatakan setuju dengan inovasi nyamuk wolbachia, sedangkan 15 warganet lainnya tidak setuju dengan teknologi tersebut.
"Teknologi semakin maju para ilmuwan juga semakin berkembang. Kalau tidak mulai sekarang Indonesia akan semakin ketinggalan," ucap salah satu warganet yang setuju, Ludy Darma.
"Selama sudah dilakukan penelitian jalanin aja, yang penting program pemberantasan DBD berkesinambungan dengan multi strategi dengan keterlibatan aktif warga. Selama ini tiap Jumat di lingkungan RW ada PSN, kader keliling dari rumah ke rumah tapi tidak semua rumah mau buka pintu," kata netizen lain bernama Muhammad.
Bagaimana dari sisi yang kontra? Ada beberapa hal yang membuat sebagian warganet masih tidak setuju dengan teknologi nyamuk wolbachia. Salah satunya adalah persoalan keamanan yang mereka nilai masih belum sepenuhnya jelas.
"Saya tidak setuju. Sama saja memasukan penyakit penangkalnya belum tentu mempan karena setiap orang berbeda-beda," ujar Suratno.
"Pengaruh jangka panjang belum jelas. Sebaiknya sementara ini pengendalian DBD pakai cara alami dulu yang lebih rendah risikonya sampai dampak jangka panjangnya selesai diteliti," kata warganet Bagus yang lebih memilih cara versi terdahulu sebelum mencoba wolbachia.
Simak Video "Video: Kemenkes Catat 131 Ribu Kasus DBD Sepanjang 2025"
(avk/naf)