Sarah Azhari Buka-bukaan Idap PTSD, Ini yang Jadi Pemicunya

Sarah Azhari Buka-bukaan Idap PTSD, Ini yang Jadi Pemicunya

Averus Kautsar - detikHealth
Jumat, 05 Des 2025 09:36 WIB
Sarah Azhari Buka-bukaan Idap PTSD, Ini yang Jadi Pemicunya
Sarah Azhari. (Foto: Muhammad Aditya Dzaky Reinaldi/detikcom)
Jakarta -

Artis Sarah Azhari buka-bukaan soal pengalaman trauma yang ia alami hingga memicu kondisi Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stres pasca trauma. Ini bermula pada tahun 2003 saat ia menjadi salah satu korban yang direkam diam-diam ketika sedang ganti baju di toilet.

Pada saat itu, ia tengah menjalani casting salah satu studio foto. Ia tak menyangka menjadi target orang tak bertanggung jawab dan merekam semua aktivitasnya secara diam-diam.

Hasil rekaman itu bahkan disebarkan dalam bentuk VCD gelap dan menjadi salah satu momen terberat baginya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Traumalah. Saking traumanya kita lupa, ini di mana ya? Kita ingat-ingat pas udah hampir beberapa minggu baru aku ingat. Kena PTSD," cerita Sarah Azhari dalam program Rumpi No Secret Trans TV, dilihat Jumat (5/12/2025).

Kejadian itu berimbas pada mental Sarah Azhari. Perempuan yang kini berusia 48 tahun itu terus dihantui perasaan cemas meskipun berusaha untuk selalu terlihat kuat. Ia bahkan mengaku sulit untuk keluar rumah karena takut dengan apa yang dipikirkan orang.

ADVERTISEMENT

"Itu bukan hanya menghancurkan saya sebenarnya, tapi menghancurkan adik saya juga. Terutama yang laki-laki," tandasnya.

Apa Itu PTSD?

PTSD merupakan kondisi mental yang memunculkan pikiran dan perasaan tidak menyenangkan yang sangat kuat dan mengganggu terkait pengalaman traumatis. Kondisi ini biasanya melibatkan respons stres seperti kecemasan, suasana hati tertekan, malu, mengalami flashback atau mimpi buruk, hingga berusaha menghindari situasi atau aktivitas yang berkaitan dengan peristiwa traumatis.

Beberapa contoh pengalaman traumatis yang dapat memicu PTSD misalnya kecelakaan serius, cedera atau penyakit parah, bencana alam, kekerasan fisik atau verbal, kekerasan seksual, perundungan, hingga kematian orang terdekat.

Menurut penelitian, orang dengan PTSD memiliki kadar neurotransmitter tertentu yang tidak normal. Orang dengan kondisi ini mungkin juga dapat mengalami perubahan otak.

Berikut ini sederet gejala PTSD yang dapat muncul:

Intrusi

  • Pikiran mengganggu yang berulang dan tidak disengaja.
  • Mimpi buruk.
  • Kilas balik peristiwa traumatis, yang bisa sangat jelas dan terasa nyata.

Penghindaran

  • Menghindari pengingat peristiwa traumatis, seperti orang, tempat, aktivitas, benda, atau situasi tertentu.
  • Menghindari mengingat atau memikirkan kembali peristiwa traumatis.
  • Menghindari berbicara tentang apa yang terjadi atau perasaan terkait peristiwa itu.

Perubahan Cara Berpikir dan Suasana Hati

  • Perasaan takut, ngeri, marah, bersalah, atau malu yang terus-menerus.
  • Kehilangan ingatan tentang bagian penting dari peristiwa traumatis.
  • Pikiran dan perasaan negatif yang berkelanjutan tentang diri sendiri atau orang lain.
  • Pikiran yang menyimpang tentang penyebab atau dampak peristiwa, sehingga membuat Anda menyalahkan diri sendiri atau orang lain secara tidak tepat.
  • Merasa terpisah dari orang lain.
  • Tidak lagi menikmati aktivitas yang dulu disukai.
  • Tidak mampu merasakan emosi positif.

Perubahan Kewaspadaan dan Reaktivitas

  • Mudah marah dan sering meledak dalam kemarahan.
  • Perilaku sembrono atau merusak diri.
  • Terlalu waspada terhadap lingkungan sekitar (hipervigilans).
  • Mudah terkejut.
  • Masalah konsentrasi atau tidur.

Perlu diingat, penegakan diagnosis PTSD memerlukan bantuan profesional kesehatan kejiwaan. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter jiwa atau psikolog jika mengalami gejala serupa, untuk memastikan masalah tersebut berkaitan dengan PTSD atau tidak.

Halaman 2 dari 3
(avk/kna)

Berita Terkait