Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menuturkan bahwa inovasi teknologi nyamuk ber-wolbachia dapat menjadi salah satu langkah baik untuk mengatasi tingginya kasus demam berdarah dengue di Indonesia. Ia menuturkan setidaknya ada 900-1000 orang meninggal dunia setiap tahun karena DBD.
Mayoritas kasus kematian akibat DBD berasal dari kelompok anak-anak.
"Dengue di Indonesia itu meningkat terus selama mungkin 50 tahun terakhir. Jadi kasus ini meningkat terus dan sesudah kita amati polanya mereka akan naik saat El Nino. Diperkirakan puncaknya pada akhir tahun ini hingga awal tahun nanti," ucap Menkes Budi dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (29/11/2023).
Menkes Budi meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan isu-isu miring berkaitan dengan inovasi wolbachia. Ia menyebut penelitian tersebut sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Dengan begitu, inovasi ini menurutnya sudah sangat teruji.
"Ini pengujiannya mendalam. Analisis jangka panjangnya sudah dilakukan dari 2016 oleh 24 pakar independen. Mereka melakukan pengujian potensi risiko jangka panjang dan hasilnya keluar negligible atau dapat diabaikan," jelas Menkes Budi.
Menkes Budi menekankan bahwa wolbachia merupakan bakteri alami dan bukan hasil rekayasa genetik. Ia menuturkan bakteri alami ini hampir ada di semua serangga.
"Wolbachia nggak ada di luar sel dan nggak bisa berpindah, ini alami. Kenapa alami? Kalau masuk bakteri masuk ke nyamuk aedes aegypti maka virus dengue-nya bisa kalah dengan bakterinya. Dengan begini nyamuknya nggak bisa menularkan DBD atau virus dengue ke manusia," pungkasnya.
Simak Video "Video: Kemenkes Catat 131 Ribu Kasus DBD Sepanjang 2025"
(avk/naf)