Penyakit pernapasan pneumonia tengah melonjak di China, sempat dinilai 'misterius' lantaran tidak diketahui penyebabnya. Otoritas kesehatan belakangan memastikan nihil patogen atau virus baru, kebanyakan kasus terpapar mycoplasma pneumonia hingga kombinasi infeksi virus termasuk influenza sampai respiratory syncytial virus (RSV).
Hal yang sempat disorot adalah laporan pnuemonia mirip dengan awal kemunculan pandemi COVID-19.
Menanggapi penyakit tersebut, sejumlah negara telah meningkatkan kewaspadaan dengan tujuan mencegah lonjakan kasus yang sama.
Hal yang juga menjadi tantangan, sulit untuk melacak penyakit ini lantaran sejumlah pasien tidak mengeluhkan gejala apa pun, termasuk gejala 'serangan' batuk.
"Saat ini, kami punya banyak pasien anak di sini. Mereka yang membuat janji darurat kemarin masih belum bisa menemui dokter pagi ini," ungkap seorang petugas di Rumah Sakit Persahabatan Beijing, dikutip dari Mirror News UK, Senin (4/12/2023).
Hingga kini, tidak ada informasi pasti perihal kecepatan penularan pneumonia di China.
"Poin pentingnya adalah bahwa 'kebangkitan' seperti ini harus diharapkan dan sistem kesehatan masyarakat harus menyadarinya," kata ahli virologi Universitas Reading, Profesor Ian Jones.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sempat meminta China memberikan informasi perihal laporan lonjakan kasus pneumonia.
"Kami juga meminta informasi lebih lanjut mengenai tren terkini dalam sirkulasi patogen yang diketahui termasuk influenza, SARS-CoV-2, RSV, dan Mycoplasma pneumoniae, serta beban yang dihadapi sistem layanan kesehatan saat ini. WHO juga menjalin kontak dengan para dokter dan ilmuwan melalui kemitraan teknis dan jaringan kami yang ada di China," pungkasnya.
Simak Video "Video IDAI: Banyak Kasus Pneumonia Anak di RI Disebabkan Influenza"
(vyp/naf)