Seorang anak laki-laki berusia 13 bulan di Singapura meninggal dunia setelah tertular COVID-19. Ia meninggal pada 12 Oktober 2023.
Itu menjadi kasus kematian COVID-19 di bawah usia 12 tahun pertama di Singapura yang terjadi di tahun ini.
Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura mengungkapkan anak tersebut tidak divaksinasi COVID-19 dan memiliki 'riwayat medis bawaan yang signifikan', dengan prognosis yang buruk sebelum dilahirkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia dinyatakan positif COVID-19 pada 10 Oktober 2023 dan dirawat di rumah sakit pada hari yang sama," ungkap Kementerian Kesehatan Singapura yang dikutip dari Channel News Asia, Selasa (5/12/2023).
"Pasien tersebut meninggal dunia pada 12 Oktober, dan penyebab kematiannya adalah infeksi COVID-19 akut, dengan kondisi bawaan yang menjadi penyebabnya," sambungnya.
Kementerian Kesehatan juga mengkonfirmasi bahwa ini adalah kasus kematian pertama di Singapura yang disebabkan COVID-19 pada pasien di bawah 12 tahun di 2023. Sebelumnya, tiga anak meninggal karena COVID-19 tahun lalu.
"Risiko terjadinya COVID-19 yang parah pada anak-anak lebih rendah dibandingkan pada orang dewasa yang lebih tua, namun dampak buruk masih dapat terjadi, terutama pada mereka yang memiliki kondisi medis penyerta dan belum menerima vaksinasi COVID-19," kata Depkes.
Untuk menekan lonjakan kasus tersebut, kementerian mendorong masyarakat berusia enam bulan ke atas untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19. Pada bulan Oktober, Singapura memperbarui rekomendasi vaksin COVID-19, mendorong masyarakat berusia enam bulan ke atas untuk menerima dosis tambahan pada tahun 2023 atau 2024.
Orang-orang yang memenuhi syarat dapat menerima dosis tambahan sekitar satu tahun. Suntikan tidak boleh diberikan lima bulan lebih awal dari suntikan terakhir.
(sao/naf)











































