Bersamaan dengan Singapura dan Malaysia, Indonesia juga kini mencatat kenaikan kasus COVID-19. Beredar informasi, kenaikan kali ini dipicu oleh merebaknya varian Eris EG.5.
Namun di samping faktor varian Corona, situasi COVID-19 yang meningkat kembali di RI kali ini juga dipicu oleh menurunnya kekebalan masyarakat. Sebab secara teori, titer antibodi dari vaksin COVID-19 memang secara alami akan menurun dalam waktu 6 hingga 12 bulan setelah suntikan terakhir.
Hal itu dijelaskan oleh Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus spesialis paru RS Persahabatan dr Erlina Burhan, SpP(K). Menurutnya, gejala varian EG.5 yang menyebar kini sama saja dengan gejala varian Corona yang merebak sebelumnya.
"Selain hidung meler juga nyeri tenggorok. Gejala nyeri otot, nyeri badan, nggak enak badan, itu adalah gejala umum. Untuk hampir semua COVID itu terjadi. gejalanya nggak jauh berbeda, mirip-mirip saja sebenarnya. Gejala nggak enak badan, nyeri-nyeri badan," jelasnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (7/12/2023).
"Di Singapura juga jumlah peningkatan pasien-pasien yang dirawat juga tidak terjadi peningkatan yang serius. Artinya apa? Gejalanya memang tidak berat. Kalaupun ada yang dirawat biasanya karena ada komorbidnya. Kalau dia asma dia menjadi mengi, atau tensi naik, (pasien) dirawat karena komorbidnya," imbuh dr Erlina.
Laporan Kementerian Kesehatan Singapura
Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) melaporkan, pada Jumat (8/12), jumlah kasus rawat inap dan unit perawatan intensif (ICU) akibat COVID-19 kini terpantau meningkat.
Rata-rata rawat inap harian akibat COVID-19 juga meningkat menjadi 225 dari 136 pada minggu sebelumnya, dan rata-rata kasus harian di unit perawatan intensif meningkat menjadi empat kasus dibandingkan satu kasus pada minggu sebelumnya.
Namun begitu Kemenkes Singapura menyebut, jumlah kasus rawat inap dan ICU tidak sebanyak pada masa pandemi COVID-19. Selain itu, tidak ada indikasi bahwa varian Corona yang beredar kini lebih mudah menular dan berpotensi memicu gejala berat dibandingkan varian Corona yang menyebar sebelumnya.
Simak Video "Video Pernyataan Kemenkes Singapura Terkait Lonjakan Kasus Covid-19"
(vyp/vyp)