Situasi RS Singapura Imbas COVID 'Ngegas' Lagi, Mulai Kewalahan Tangani Pasien

Situasi RS Singapura Imbas COVID 'Ngegas' Lagi, Mulai Kewalahan Tangani Pasien

Vidya Pinandhita - detikHealth
Selasa, 12 Des 2023 09:30 WIB
Situasi RS Singapura Imbas COVID Ngegas Lagi, Mulai Kewalahan Tangani Pasien
Ilustrasi kenaikan kasus COVID-19 di Singapura. Foto: AP Photo
Jakarta -

Bersamaan dengan Indonesia dan Malaysia, Singapura juga kini diterpa kenaikan kasus COVID-19 dalam dua pekan terakhir. Meski kasusnya tak separah awal pandemi COVID-19, Singapura kini waspada soal lonjakan kasus COVID-19.

Menurut Kementerian Kesehatan (MOH), perkiraan jumlah kasus COVID-19 pada minggu 26 November hingga 2 Desember naik menjadi 32.035, dibandingkan dengan 22.094 kasus pada minggu sebelumnya. National University Health System (NUHS) dan SingHealth menegaskan, pihaknya siap meningkatkan kapasitas perawatan jika COVID-19 di negaranya melonjak.

Namun di samping itu, sejauh ini Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan jumlah kasus rawat inap dan unit perawatan intensif (ICU) tidak sebanyak selama masa pandemi COVID-19. Selain itu, tidak ada indikasi bahwa varian yang beredar secara lokal lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walaupun memang, peningkatan jumlah pasien COVID-19 telah menambah beban kerja di rumah sakit yang sudah sibuk. NUHS pun menyebut, pihaknya kini memantau situasi di tiga rumah sakitnya yakni Rumah Sakit Universitas Nasional, Rumah Sakit Umum Ng Teng Fong dan Rumah Sakit Alexandra.

"Kami terus tetap waspada dan menjaga lonjakan kapasitas di fasilitas rawat inap kami, termasuk fasilitas perawatan intensif dan isolasi kami," kata juru bicara NUHS dikutip dari Channel News Asia, Selasa (12/12/2023).

ADVERTISEMENT

"Kami melakukan yang terbaik untuk mengoptimalkan sumber daya dan akan menyesuaikan respons kami untuk memenuhi perubahan kebutuhan," sambungnya. Seraya ia menyebut, jumlah rawat inap harian COVID-19 dan jumlah kasus ICU yang terlihat di tiga rumah sakit NUHS 'tetap stabil'.

Ia juga menyebut, hanya orang-orang dengan keadaan darurat yang serius atau mengancam jiwa seperti nyeri dada, sesak napas, dan pendarahan yang tidak terkendali yang boleh mengunjungi unit gawat darurat. Dengan harapan, pihaknya bisa menjaga kapasitas rumah sakit yang kini hanya diprioritaskan untuk orang-orang dengan kondisi akut.

"Kami meminta pemahaman masyarakat bahwa waktu tunggu yang lebih lama mungkin akan terjadi di unit gawat darurat kami dan prioritas akan diberikan kepada pasien dengan kondisi yang lebih serius dan yang memerlukan rawat inap," kata juru bicara tersebut.

"Kami menghimbau masyarakat untuk mengunjungi dokter umum atau klinik 24 jam untuk keadaan non-darurat," pungkasnya.




(vyp/kna)

Berita Terkait