Dokter Ungkap Kondisi Faskes di Gaza yang Penuh hingga Lumpuh Total

Dokter Ungkap Kondisi Faskes di Gaza yang Penuh hingga Lumpuh Total

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Rabu, 13 Des 2023 16:30 WIB
Dokter Ungkap Kondisi Faskes di Gaza yang Penuh hingga Lumpuh Total
Potret warga Gaza. (Foto: REUTERS/Ronen Zvulun)
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Doctors Without Borders mengungkapkan sistem layanan di Gaza 'benar-benar' runtuh. Kondisi rumah sakit penuh sesak dan pasokan medis yang terus menipis.

"Doctors Without Borders atau Médecins sans Frontières (MSF), terpaksa berhenti memberikan dukungan kepada klinik Martyrs dan Beni Suhaila di Gaza selatan lebih dari seminggu yang lalu karena perintah evakuasi dari pasukan Israel," katanya yang dikutip dari ABC News, Selasa (12/12/2023).

Sejak itu, MSF mengatakan para pekerjanya menyaksikan langsung kerusakan fasilitas layanan kesehatan di wilayah tersebut dan daerah lainnya di Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Organisasi tersebut juga mengatakan bahwa di Kota Rafah, Gaza selatan, layanan kesehatan masih terbatas. Pada hari Sabtu (9/12), tim MSF mulai memberikan dukungan ke klinik Al-Shaboura, di mana ada lebih dari 130 pasien dirawat pada hari pertama.

"Banyak pasien di klinik tersebut mengalami infeksi saluran pernapasan akibat paparan dingin dan hujan dalam waktu lama," kata Nicholas Papachrysostomou, koordinator darurat MSF di Gaza dalam rilisnya.

ADVERTISEMENT

"Masyarakat hidup dalam kondisi kebersihan yang sangat buruk. Di beberapa tempat penampungan, 600 orang berbagi satu toilet. Kita sudah melihat banyak kasus diare. Seringkali anak-anaklah yang paling terkena dampaknya," bebernya.

Sementara itu di bagian Gaza utara, hanya tersisa lima dokter di Rumah Sakit Anak Kamal Adwam. Dokter terakhir di kelompok tersebut, Dr Hussam Abu Safyia, mengatakan rumah sakit tidak dapat lagi berfungsi karena pemboman dan habisnya persediaan medis.

Dia menyerukan evakuasi penuh pada pasien, staf, dan pengungsi di dalam rumah sakit agar mereka tetap aman.

"Ini adalah mimpi buruk yang panjang. Saya telah melihat banyak rekan kerja meninggal, dan banyak anak-anak kehilangan nyawa mereka secara sia-sia," kata Abu Safyia dalam pesan 'SOS', menurut MedGlobal.

"Tim di Kamal Adwan sudah kelelahan. Kami telah melakukan semua yang kami bisa untuk pasien dan komunitas kami selama kami bisa. Evakuasi adalah satu-satunya cara saat ini," pungkasnya.




(sao/naf)

Berita Terkait