Benarkah Bayi Lahir Prematur Lebih Mudah Sakit? Dokter Bilang Gini

Benarkah Bayi Lahir Prematur Lebih Mudah Sakit? Dokter Bilang Gini

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Sabtu, 16 Des 2023 16:31 WIB
Benarkah Bayi Lahir Prematur Lebih Mudah Sakit? Dokter Bilang Gini
Ilustrasi bayi prematur. (Foto: iStock)
Jakarta -

Bayi biasanya dilahirkan di usia kehamilan 37 hingga 42 minggu. Namun, beberapa bayi ada juga yang lahir lebih cepat, bahkan di bawah usia 27 minggu. Kondisi seperti ini biasanya dikatakan sebagai bayi lahir prematur.

Berdasarkan World Health Organization (WHO), bayi prematur dikategorikan menjadi bayi yang amat sangat prematur (usia gestasi kurang dari 28 minggu), sangat prematur (usia 28-32 minggu), dan prematur moderate-late (usia gestasi 32-36 minggu). Umumnya bayi prematur beratnya lebih kecil dari yang seharusnya atau disebut dengan kecil masa kehamilan (KMK).

Lantaran berat badannya lebih kecil, sering kali bayi prematur dianggap lebih rentan sakit dibandingkan bayi yang bukan prematur. Lantas benarkah demikian?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prof Dr dr Rinawati Rohsiswatmo SpAK, membenarkan tanggapan tersebut. Sebab, bayi prematur terlahir dalam kondisi yang sedang dalam penyempurnaan, sehingga secara fisik dan kekebalan tubuhnya masih belum terbentuk sempurna.

Hal inilah yang membuat bayi prematur tidak cukup kuat untuk melawan penyebab infeksi.

ADVERTISEMENT

"Kalau gampang sakit itu benar. Mengapa? Ia terlahir dalam kondisi yang sedang dalam penyempurnaan jadi belum sempurna. Di dalam tubuh kan ada faktor kekebalan. Jika seseorang terpapar COVID-19, misalnya A itu meninggal, si B itu cuma seperti flu, itu merupakan faktor kekebalan," ucapnya saat ditemui di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB), Jakarta Barat, Jumat (15/12/2023).

Tak hanya itu, Prof Rina juga menyebut kejiwaan bayi prematur juga belum terbentuk dengan sempurna. Hal ini menurutnya dapat berpengaruh terhadap kejiwaan saat bayi tersebut mulai tumbuh, seperti gampang takut dan lainnya.

Karenanya untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan perawatan metode kanguru (PMK) kepada bayi yang terlahir prematur maupun bayi berat lahir rendah (BBLR). Metode ini dilakukan dengan cara kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi atau skin-to skin contact.

Kehangatan tubuh ibu merupakan sumber panas yang efektif untuk bayi baru lahir, termasuk BBLR. PMK merupakan revolusi perawatan BBLR yang membantu memulihkan kondisi bayi prematur, mempermudah pemberian asi sehingga terjadi peningkatan durasi dan lama pemberian asi, menolong orang tua lebih percaya diri, berperan aktif dalam merawat bayinya, serta meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi.

"Untuk menghindari hal itu menjadi bermasalah, seperti dia nantinya jadi takut sekali atau bandel banget, itulah kita mulai kembangkan metode kangguru," imbuhnya.

"Itu jadi bayi itu bisa mengalami takut. Dia sebenarnya proporsinya ketika dilahirkan dan ditaruh di inkubator lama-lama, dia pasti merasa sendirian. Dengan dia ditaruh di dada ibunya (metode kanguru), dia bisa memiliki persepsi, oh saya tidak sendirian, ibu saya masih ada," sambungnya lagi.




(suc/kna)

Berita Terkait