Perjuangan Ibu saat Bayinya Lahir Prematur, Kontraksi di Usia Janin 30 Minggu

Perjuangan Ibu saat Bayinya Lahir Prematur, Kontraksi di Usia Janin 30 Minggu

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Sabtu, 16 Des 2023 13:00 WIB
Perjuangan Ibu saat Bayinya Lahir Prematur, Kontraksi di Usia Janin 30 Minggu
Curhat ibu asal Jakbar yang melahirkan bayi secara prematur. (Foto: DetikHealth/Suci Risanti Rahmadania)
Jakarta -

Seorang ibu bernama Diana asal Tanjung Duren, Jakarta Barat, terpaksa harus melahirkan anak di usia kehamilan yang masih cukup dini sekitar 30 minggu atau disebut prematur. Kondisi tersebut terjadi setelah ia mengalami air ketuban yang merembes terus-menerus sejak November 2023. Imbasnya, Diana terpaksa harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Setelah mendapatkan perawatan, kondisi Diana sempat membaik dan diperbolehkan untuk pulang. Namun beberapa hari kemudian, ia mengalami kembali air ketuban yang merembes dan kali ini bercampur dengan darah.

Walhasil, wanita berusia 25 tahun itu memutuskan untuk pergi ke Rumah Sakit Ukrida dan kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Langsung dirujuk ke IGD RSAB, dirawat terus Jumat siangnya kontraksi ketika diperiksa ternyata kaki bayinya udah keliatan," ucapnya saat ditemui di RSAB, Jakarta Barat, Jumat (15/12/2023).

Lantaran kaki sang anak sudah kelihatan, Diana pun harus melahirkan bayi secara prematur dan sungsang, yakni kondisi saat kepala bayi tetap berada di atas meski sudah memasuki akhir masa kehamilan. Posisi ini akan membuat bokong dan kaki keluar terlebih dahulu saat bayi dilahirkan.

ADVERTISEMENT

Pada 8 Desember tepatnya seminggu yang lalu, Diana berhasil melahirkan anak laki-laki dengan berat 1,198 gram atau 1,1 kg dan panjang sekitar 36 cm. Lantaran berat tubuhnya sangat rendah dan kecil, sang anak pun harus dirawat intensif di inkubator.

"Anak pertama, laki-laki, usia kehamilan saat itu 30 minggu 8 bulan kurang," imbuhnya lagi.

"Bayinya baru lahir itu tanggal 8 Desember, hari ini pas seminggu di NICU," katanya.

Meski kondisi sang anak saat ini masih dalam pantauan dokter, Diana tetap tak patah semangat. Dirinya juga berharap agar sang anak cepat pulih dan bisa berkumpul bersama.

"Kalo saya harapannya pengen cepat-cepat keadaannya pulih, napasnya jangan dipasang alat bantu lagi, biar geraknya itu lebih enak dilihatnya, kan kalau pakai alat kelihatannya sakit gitu," imbuhnya lagi.

NEXT: Tentang Kelahiran Prematur

Kelahiran prematur adalah peristiwa persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu atau sebelum waktu yang seharusnya. Berdasarkan World Health Organization (WHO), bayi prematur dikategorikan menjadi bayi yang amat sangat prematur (usia gestasi kurang dari 28 minggu), sangat prematur (usia 28-32 minggu), dan prematur moderate-late (usia gestasi 32-36 minggu).

"Bayi yang lahir prematur menyumbang 1/3 angka stunting. Bayi yang lahir prematur juga menyumbang 2/3 angka kematian bayi," ujar Dokter Spesialis Anak dr Rinawati Rohsiswatmo di RSAB Harapan Kita, Jakarta Barat, Jumat (15/12/2023)

Umumnya bayi prematur beratnya lebih kecil dari yang seharusnya atau disebut dengan kecil masa kehamilan (KMK). Meski penyebab pasti kelahiran prematur belum sepenuhnya diketahui, namun terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko, seperti:

  • Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
  • Kehamilan dengan bayi kembar
  • Komplikasi dalam kehamilan
  • Adanya kelainan pada rahim atau plasenta
  • Faktor-faktor seperti ini perlu diwaspadai untuk mengurangi risiko persalinan prematur.
Halaman 2 dari 2
(suc/kna)

Berita Terkait