Obat Allopurinol mungkin sudah tidak asing lagi didengar pengidap asam urat (gout). Ya, obat ini merupakan salah satu jenis medikasi kerap digunakan untuk mengatasi penyakit tersebut. Kendati demikian, allopurinol tidak bisa sembarangan diminum begitu saja dan harus sesuai resep dokter.
Pasalnya, allopurinol termasuk golongan obat keras dan bisa memicu sejumlah efek samping jika dikonsumsi sembarangan. Karenanya, penggunaan obat ini untuk mengatasi asam urat harus sesuai dengan resep dokter.
Apa Itu Allopurinol?
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, Allopurinol adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar asam urat tinggi. Obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim yang berperan dalam pembentukan asam urat.
Selain untuk mengatasi asam urat, allopurinol juga digunakan untuk menangani batu ginjal yang terbentuk akibat asam urat. Obat ini juga bisa mencegah peningkatan kadar asam urat pada pasien yang menjalani kemoterapi kanker.
Kendati demikian, allopurinol tidak bisa meredakan nyeri akut akibat asam urat. Karena itu, dokter biasanya tidak akan meresepkan obat ini untuk pasien yang mengalami asam urat mendadak.
Aturan Pakai Allopurinol
Seperti yang disebutkan sebelumnya, allopurinol tidak boleh digunakan sembarangan dan harus sesuai resep yang diberikan dokter. Obat ini sebaiknya dikonsumsi setelah makan dengan jadwal yang teratur. Penyesuaian dosis hanya boleh dilakukan atas seizin dokter.
Selain itu, jangan menghentikan pemakaian obat ini tanpa seizin dokter, meskipun kondisi sudah membaik.
Untuk mencegah efek samping akibat penggunaan allopurinol, beritahu dokter jika memiliki kondisi berikut:
- Masalah ginjal dan hati
- Gangguan zat besi
- Tiroid
Allopurinol juga termasuk obat tipe C yang dapat berdampak pada kehamilan. Karenanya, pasien asam urat yang sedang hamil atau menyusui harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Berikut dosis penggunaan allopurinol berdasarkan diagnosis penyakit dan usia pasien:
1. Asam Urat
Dewasa: 100 miligram (mg) per hari, ditingkatkan secara bertahap tergantung tingkat keparahan pasien. Dosis harian tidak boleh melebihi 900 mg.
- Ringan: 100-200 mg
- Cukup parah: 300-600 mg
- Berat: 700-900 mg
Anak usia di bawah 15 tahun: 10-20 mg per hari. Dosis harian tidak melebihi 400 mg.
2. Batu Ginjal
Dewasa: 200-300 mg per hari dengan dosis tunggal, atau dibagi menjadi 2-3 kali sehari.
3. Hiperurisemia Akibat Kemoterapi
Dewasa (suntik): 200-400 mg/m2 sebagai infus tunggal setiap hari, atau dibagi rata pada interval 6, 8, atau 12 jam. Diberikan selama 1-2 hari sebelum menjalani kemoterapi, dengan dosis harian maksimal 600 mg.
Dewasa (tablet): 600-800 mg setiap hari dalam dosis terbagi selama 2-3 hari sebelum pengobatan kanker.
Anak-anak (suntik): 200 mg/m2 sebagai infus tunggal setiap hari, atau dibagi rata pada interval 6, 8, atau 12 jam. Diberikan selama 24-48 jam sebelum kemoterapi.
Anak-anak (tablet):
- Usia di bawah 6 tahun: 150 mg per hari
- Usia 6-10 tahun: 300 mg per hari
- Usia di bawah 15 tahun: 10-20 mg/kgBB per hari. Dosis harian tidak melebihi 400 mg
Efek Samping Allopurinol
Allopurinol yang dikonsumsi secara sembarangan atau tanpa resep dokter dapat memicu munculnya sejumlah efek samping. Adapun beberapa efek samping yang umum terjadi antara lain:
- Mual dan muntah
- Diare
- Sakit kepala
- Sakit perut
- Mati rasa
- Gatal dan rambut rontok
Pada beberapa kasus, penggunaan allopurinol bisa menyebabkan efek samping yang lebih serius, seperti:
- Gatal-gatal
- Reaksi kulit yang parah
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Bengkak di wajah atau tenggorokan
- Sulit bernapas
- Mata terbakar
- Nyeri kulit
- Ruam kulit berwarna ungu kemerahan dengan kondisi melepuh dan mengelupas
Simak Video "Video Jawaban Ikatan Apoteker Indonesia soal Keluhan Stok Obat Kosong"
(ath/suc)