1 Pasien COVID-19 Varian Baru JN.1 di Batam Meninggal Dunia

1 Pasien COVID-19 Varian Baru JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Minggu, 24 Des 2023 09:00 WIB
1 Pasien COVID-19 Varian Baru JN.1 di Batam Meninggal Dunia
Ilustrasi pasien dirawat (Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Jakarta -

Dinas Kesehatan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, melaporkan seorang warga kecamatan Batuaji meninggal dunia setelah terinfeksi COVID-19 varian JN.1 atau sublineage subvarian Omicron BA.2.86.

"Berdasarkan data pada Jumat (22/12), satu pasien terinfeksi Covid-19 meninggal dunia, ada terdapat satu pasien dalam perawatan di RSUD Embung Fatimah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi, Sabtu (23/12) seperti dikutip dari Antara.

Ia menyampaikan hingga saat ini secara kumulatif terdapat delapan orang yang terpapar COVID-19 di sana. Rinciannya adalah dua orang meninggal dunia, dan empat orang dinyatakan sembuh dan dua orang masih menjalani perawatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam perawatan hari ini yang di rawat di rumah sakit dua orang," ujar dia.

Ia pun mengimbau masyarakat Kota Batam dapat kembali menerapkan protokol kesehatan dalam kegiatan sehari-hari, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan juga mencuci tangan, serta mengajak masyarakat untuk melengkapi vaksinasi COVID-19.

ADVERTISEMENT

Diberitakan sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut perkiraan puncak kasus COVID-19 akibat varian JN.1 tercapai di awal pekan Januari 2023. Pasalnya, temuan JN.1 saat ini mendominasi sebanyak 43 persen dari total kasus yang mencapai 2 ribuan selama sepekan.

Peningkatan kasus JN.1 relatif lebih cepat dari pekan sebelumnya, yang masih berada di angka 19 persen dari total kasus.

"Jadi kenaikannya dia pesat, artinya dia mendominasi varian yang ada. Kalau pengalaman kita di sebelum-sebelumnya begitu dia sampai 80 persen, di atas 80 persen itu peaknya tercapai," ucapnya saat konferensi pers, Jumat (22/12)..

"Jadi seharusnya di Januari itu peaknya sudah dicapai. Nah peaknya berapa lama? Biasanya kita turun tidak lebih dari satu bulan. Peak-nya paling 2 minggu sampai 4 minggu maksimal sudah kemudian terjadi penurunan," lanjutnya lagi.




(suc/suc)

Berita Terkait