Ahli Forensik Beberkan Reaksi yang Terjadi Pada Tubuh Setelah Kematian

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Senin, 08 Jan 2024 20:05 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Kematian menandai momen ketika organ vital berhenti bekerja untuk membuat seseorang tetap hidup. Kematian itu sendiri adalah sebuah proses. Kematian menandai momen dalam hidup ketika fisik berhenti bekerja untuk bertahan hidup.

Dosen Forensik di Universitas Kent Dr Devin Finaughty menyebut reaksi yang terjadi pada tubuh setelah kematian sebagai ekosistem dekomposisi. Kondisi ini adalah serangkaian proses saat tubuh dan sel-sel pecah hingga yang tersisa hanya kerangka.

"Dekomposisi dimulai segera setelah kematian, dan satu hal yang ingin saya perjelas adalah bahwa kematian tidak terjadi dalam sekejap. Ini adalah rangkaian reaksi dan proses yang terjadi seiring berjalannya waktu," kata Dr Devin dikutip dari IFL Science.

Apa yang biasanya terjadi adalah seseorang akan kehilangan kesadaran dan kemudian mereka akan mengalami penekanan pada pernapasan dan detak jantung, yang kemudian akan berhenti. Apa pun yang terjadi, itulah yang kita sebut kematian secara klinis.

Saat sekarat, tubuh akan tertidur karena tidak memiliki energi untuk beraktivitas. Jantung tak mampu memompa darah sehingga tanpa oksigen, sel tubuh tidak memiliki energi untk tetap aktif.

Menjelang kematian, otak akan menjadi organ pertama yang berhenti bekerja. Secara umum, seseorang memerlukan waktu empat menit sejak jantung berhenti berdetak sebelum dinyatakan mati otak.

Durasi proses dekomposisi berbeda-beda. Beberapa faktor pembedanya yaitu penyebab kematian, kondisi lingkungan, hingga bahkan pakaian jenazah. Ilmuwan forensik M. Lee Goff dalam laman Medical News Today menyebut, proses pembusukan dimulai pada titik kematian dan berakhir ketika tubuh telah menjadi kerangka.

Next: Tahap Dekomposisi

Simak Video "Video Data WHO: 3 Juta Orang Tewas dalam 10 Terakhir karena Tenggelam"


(kna/kna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork