Pandemi COVID-19 Diklaim Bikin Angka Harapan Hidup Menyusut hingga 9 Bulan

Pandemi COVID-19 Diklaim Bikin Angka Harapan Hidup Menyusut hingga 9 Bulan

Averus Kautsar - detikHealth
Jumat, 12 Jan 2024 09:31 WIB
Pandemi COVID-19 Diklaim Bikin Angka Harapan Hidup Menyusut hingga 9 Bulan
Ilustrasi lansia. (Foto: Getty Images/eclipse_images)
Jakarta -

Tim peneliti di Inggris baru-baru ini menemukan adanya kaitan penurunan angka harapan hidup dengan pandemi COVID-19. Kantor Statistik Nasional (ONS) mengungkapkan bahwa anak laki-laki di Inggris yang lahir 2020-2022 akan hidup selama 78 tahun dan tujuh bulan.

Angka tersebut menandai penurunan usia harapan hidup anak laki-laki yang lahir hingga sembilan bulan dari tahun 2017-2019 di angka usia 79 tahun dan empat bulan.

Sementara itu, angka harapan hidup anak perempuan yang lahir pada tahun 2020-2022 turun lima bulan dari 83 tahun sebelum pandemi, menjadi 82 tahun dan tujuh bulan. Angka-angka tersebut merupakan angka terendah pada laki-laki dan perempuan dalam satu dekade terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pimpinan unit analisis demografi ONS Pamela Cobb mengatakan penurunan angka harapan hidup yang muncul terjadi akibat pandemi COVID-19. Pandemi yang terjadi pada tahun 2020 itu menyebabkan tingginya angka kematian.

Selain itu, tim peneliti juga menuturkan bahwa kondisi ini dipengaruhi melonjaknya penyakit jantung, kanker, dan diabetes.

ADVERTISEMENT

Namun, Pamela lebih lanjut mengingatkan bahwa penurunan angka harapan hidup bukan berarti bayi yang lahir pada 2020-2022 akan berumur lebih pendek.

"Penurunan ini terutama didorong oleh pandemi virus corona yang menyebabkan peningkatan angka kematian pada tahun 2020 dan 2021," kata Pamela dikutip dari Daily Mail, Jumat (12/1/2023).

"Rata-rata umur bayi yang lahir hari ini akan ditentukan oleh perubahan angka kematian sepanjang hidupnya. Jika angka kematian membaik, maka angka harapan hidup akan kembali meningkat," tambahnya.

Tim ahli menambahkan kondisi ini sebenarnya sudah sedikit lebih pulih setelah penurunan tajam di tahun 2020. Namun, menurut mereka kondisi ini tetap menunjukkan permasalahan. Peneliti senior dari The King's Fund menambahkan bahwa angka harapan hidup tidak akan pulih seperti yang diharapkan.


"Ini menunjukkan adanya masalah dalam sistem pelayanan kesehatan. Sebagian besar beban berat penyakit dan kematian di Inggris disebabkan oleh kondisi yang dapat dicegah, seperti penyakit jantung, stroke, kanker paru-paru, dan diabetes," ujar Veena.




(avk/suc)

Berita Terkait