Banyak Warga Korsel Hidup Sebatang Kara Berujung 'Mati Kesepian'

Banyak Warga Korsel Hidup Sebatang Kara Berujung 'Mati Kesepian'

Averus Kautsar - detikHealth
Selasa, 16 Jan 2024 11:00 WIB
Banyak Warga Korsel Hidup Sebatang Kara Berujung Mati Kesepian
Warga Korea Selatan. (Foto: AP/Lee Jin-man)
Jakarta -

Pria lanjut usia menyumbang lebih dari 85 persen kasus 'mati kesepian' di Korea Selatan. Menurut Undang-undang tentang Pencegahan dan Penanganan Kematian Kesepian mendefinisikan kondisi ini di mana seseorang meninggal sendirian setelah tidak lagi berhubungan dengan teman atau keluarga, setidaknya jenazahnya tidak ditemukan selama tiga hari.

Dari temuan peneliti tersebut, rata-rata jenazah butuh waktu lebih dari tiga minggu untuk ditemukan.

Dikutip dari The Korea Herald, menurut studi tentang karakteristik kematian karena kesepian di Korea Selatan dari 128 sampel kematian di antara tahun 2017 hingga 2021, 108 di antaranya adalah laki-laki dan 20 perempuan. Penelitian tersebut didasarkan data otopsi forensik yang diperiksa Na Joo-young profesor kedokteran forensik dari Universitas Nasional Pusan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data tersebut diambil dari 664 otopsi forensik pada periode 2017-2021 ketika Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan melakukan studi resmi pertamanya terkait mati kesepian.

Berdasarkan usia, individu berusia 50-an tahun menyumbang 51 kasus atau 40 persen, mereka yang berusia 60-an menyumbang 30 kasus, dan mereka yang berusia 40-an menyumbang 28 kasus. Untuk individu berusia 20-an dan 30-an merupakan kelompok terkecil dengan total delapan kasus.

ADVERTISEMENT

Laporan tersebut juga menyatakan bahwa perubahan dalam struktur keluarga tradisional, seperti tingginya perceraian keterasingan, berhubungan dengan peningkatan risiko mati kesepian. Separuh dari mereka yang meninggal dan tidak diketahui identitasnya adalah orang yang sudah bercerai atau berpisah dari pasangannya.

Penelitian tersebut mengungkapkan butuh waktu rata-rata 26,6 hari untuk menemukan jenazah dalam kasus mati kesepian.

Kabar kematian tersebut sering kali dilaporkan oleh pemilik properti ketika penyewa terlambat membayar sewa dan tidak menjawab kontak mereka. Dalam kasus ini, jenazah butuh waktu rata-rata 29,7 hari untuk ditemukan.

Temuan lain yang dilaporkan dari studi tersebut adalah 63 persen jenazah memiliki kandangan rata-rata alkohol dalam darah sebesar 0,074 persen. Jumlah ini dua kali lebih banyak dari tingkat mengemudi dalam keadaan mabuk di Korsel dengan batas 0,03 persen.

Korea Selatan nyaris mengalami peningkatan kasus mati kesepian setiap tahunnya. Jumlahnya dari 2.412 di tahun 2017 menjadi 3.378 pada tahun 2022.

Untuk mengatasi persoalan ini pemerintah Korea Selatan meluncurkan skema pada Mei 2023 yang melakukan survei tahunan terhadap orang-orang yang berisiko meninggal sendirian dan kelompok rentan. Mereka juga memberikan layanan kesehatan, pekerjaan, dan perawatan medis yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap demografi.




(avk/kna)

Berita Terkait