Seperti apa sih gejala pembesaran prostat jinak? Sebab, belakangan kondisi ini tengah disorot lantaran diidap Raja Charles III. Imbas kondisi tersebut, Raja Charles III dilaporkan akan dirawat di rumah sakit pekan depan untuk menjalani operasi.
"Sama dengan ribuan pria setiap tahunnya, Raja mencari pengobatan untuk pembesaran prostatnya," bunyi pernyataan istana.
Istana juga mengatakan, rincian diagnosis Raja Charles III ini bertujuan untuk mendorong pria lain segera memeriksakan diri. Hal ini perlu dilakukan agar pasien segera mendapat perawatan yang tepat sebelum memicu komplikasi kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spesialis urologi dr Hilman Hadiansyah menjelaskan, pembesaran prostat jinak dapat menyebabkan menutupnya saluran berkemih, sehingga memicu berbagai keluhan dan gejala yang mengganggu kualitas hidup pengidapnya. Karenanya, pengobatan dan pemeriksaan sesegera mungkin sangat diperlukan untuk mengatasi kondisi ini.
"BPE atau Benign prostatic Enlargement adalah bertambahnya volume prostat akibat adanya perubahan histopatologis yang jinak pada prostat," ucap dr Hilman saat dihubungi detikcom, Jumat (19/1/2024).
dr Hilman mengatakan, seseorang yang mengalami kondisi pembesaran prostat jinak umumnya mengalami sejumlah gejala. Adapun gejalanya dapat berupa:
- Sering buang air kecil
- Sulit menahan buang air kecil
- Terbangun tengah malam lebih dari satu kali untuk buang air kecil
- Pancaran buang air kecil yang lemah
- Buang air kecil yang terputus
- Perlu mengejan saat buat air kecil
- Serta sensasi tidak lampias pasca buang air kecil
"Pembesaran prostat jinak ini tidak menyebabkan kematian. Mortalitasnya juga semakin menurun dari tahun ke tahun dan hampir mendekati nol, sekitar 0,5-1,5 per 100.000. Mortalitasnya umumnya disebabkan oleh komplikasinya, seperti gagal ginjal," imbuh dr Hilman saat dihubungi detikcom, Jumat (19/1/2024).
Menurut dr Hilman, sampai saat ini belum ada cara yang pasti untuk mencegah timbulnya pembesaran prostat jinak.
Namun beberapa hal, seperti menjaga pola hidup yang sehat, olahraga yang rutin, dan mengonsumsi makanan yang sehat kemungkinan dapat menurunkan risiko seseorang terkena kondisi tersebut.
"Dan jangan lupa kontrol ke dokter urologi bila memiliki keluhan seperti yang telah disebutkan di atas," imbuhnya lagi.
(suc/naf)











































