Terungkap Pemicu 47 Persen Warga RI Tak Mindful Eating, Terbanyak Dialami Usia Ini

Terungkap Pemicu 47 Persen Warga RI Tak Mindful Eating, Terbanyak Dialami Usia Ini

Averus Kautsar - detikHealth
Kamis, 25 Jan 2024 13:30 WIB
Terungkap Pemicu 47 Persen Warga RI Tak Mindful Eating, Terbanyak Dialami Usia Ini
Ilustrasi emotional eater. (Foto: iStock)
Jakarta -

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa 47 persen masyarakat Indonesia tidak menerapkan aspek mindful eating ketika makan. Survei yang dilakukan oleh Health Collaborative Center (HCC) ini menunjukkan berarti ada setidaknya 4 dari 10 orang di Indonesia adalah seorang emotional eater.

Emotional eating adalah cara makan yang dilakukan secara tidak mindful, buru-buru, dan dilakukan sebagai cara untuk mengatasi emosi tanpa kesadaran penuh. Makanan pada kondisi ini menjadi sebuah kompensasi emosi, misalnya seperti sedang marah, hingga stres karena pekerjaan atau belajar.

Survei yang dilakukan di 20 provinsi dengan melibatkan 1.158 responden ini juga mengungkapkan kelompok paling berisiko mengalami emotional eating. Peneliti HCC Dr dr Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH mengatakan orang muda di bawah 40 tahun menjadi kelompok paling berisiko dari masalah emotional eating.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ternyata waktu kita lihat total dari semua orang yang memiliki emotional eating, kebanyakan di bawah 40 tahun. Berarti di usia muda hingga dewasa muda. Orang di kelompok usia ini risikonya dua kali lipat untuk menjadi emotional eater," jelas dr Ray ketika ditemui detikcom, Rabu (24/1/2024).

Dari data yang ia temukan, 49 persen orang berusia di bawah 40 tahun mengalami emotional eating. Temuan yang lain mengungkapkan bahwa 57 persen responden yang sedang menjalani diet juga mengalami emotional eating dan 51 persen orang yang mengalami emotional eating berisiko mengalami stres tingkat sedang.

ADVERTISEMENT

"Ternyata waktu kita lihat dari total semua orang yang punya emotional eating kebanyakan di bawah 40 tahun, berarti di usia muda. Mereka itu risikonya dua kali lipat," ucap dr Ray.

dr Ray lebih lanjut menyoroti risiko emotional eating pada seseorang yang sedang menjalani diet. Tim peneliti menemukan bahwa metode diet terbanyak yang dilakukan oleh responden adalah diet rendah lemak, intermittent fasting, dan diet keto.

Ia menyoroti bahwa tingginya risiko emotional eating pada seseorang yang sedang diet dapat disebabkan oleh diet yang berlebihan sehingga memicu rasa stres. Rasa stres merupakan salah satu faktor pendorong emotional eating makin tinggi.

"Penelitian ini membuktikan 57 persen orang yang mengalami emotional eater sedang menjalankan diet. Temuan kami mengungkapkan hal ini membuat orang yang diet 2,5 kali lebih berisiko untuk menjadi seorang emotional eater. Harus hati-hati tetap nggak boleh gegabah dan sembarangan saat diet," jelas dr Ray.

dr Ray dalam penelitiannya mengungkapkan temuan masyarakat kelompok usia 40 tahun ke atas memiliki kecenderungan pola makan lebih mindful. Sebanyak 62 persen orang yang berusia di atas 40 persen adalah seorang mindful eater.

Ia juga menambahkan 73 persen orang yang menjalani mindful eating berpotensi hingga 3 kali lipat lebih besar untuk terhindar dari stres.

"Orang yang menerapkan mindful eating status kesehatannya jauh lebih bagus. Kesehatan fisik dan mental seimbang, dan yang paling penting adalah dia dapat menurunkan risiko-risiko penyakit metabolik seperti penyakit jantung, diabetes, hipertensi, dan lainnya," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(avk/naf)

Berita Terkait