4 dari 5 Warga Korea Selatan Berisiko 'Mati Kesepian', Ini yang Jadi Pemicunya

4 dari 5 Warga Korea Selatan Berisiko 'Mati Kesepian', Ini yang Jadi Pemicunya

Averus Kautsar - detikHealth
Selasa, 30 Jan 2024 10:01 WIB
4 dari 5 Warga Korea Selatan Berisiko Mati Kesepian, Ini yang Jadi Pemicunya
Warga Korea Selatan. (Foto: Reuters)
Jakarta -

CATATAN: Informasi ini tidak untuk menginspirasi siapapun untuk bunuh diri. Jika Anda memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera mencari bantuan dengan menghubungi psikolog atau psikiater terdekat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami tanda peringatan bunuh diri, segera hubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes 021-500-454.

Sebuah penelitian baru-baru ini dilakukan untuk melihat seberapa tinggi jumlah orang di Korea Selatan yang berisiko mengalami 'godoksa' atau mati kesepian. Hal ini dilakukan setelah melihat makin tingginya jumlah orang yang tinggal sendiri dalam satu rumah.

Temuan tersebut mengungkapkan 78,8 persen orang yang tinggal sendirian berisiko mengalami mati kesepian. Hal tersebut berarti sekitar 4 dari 5 warga yang hidup sendiri di Korsel berisiko mati kesepian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan bersama Institut Kesehatan dan Sosial Korsel bersama-sama melakukan survei terhadap 9.471 rumah tangga yang dihuni oleh satu orang saja.

Dikutip dari Korea Herald, survei tersebut menilai kemungkinan kematian karena kesepian berdasarkan lima kriteria, yakni akumulasi perasaan gagal dan kehilangan, kesepian dalam kehidupan sehari-hari, tingkat isolasi sosial, penghentian layanan kesejahteraan, dan tingkat perpindahan rumah atau pekerjaan.

ADVERTISEMENT

Berbagai faktor berkontribusi pada lima kategori tersebut. Misalnya, seseorang yang mengalami perpisahan dengan pasangan atau kematian seorang anak akan mendapat skor tinggi dalam kategori perasaan gagal dan kehilangan. Sementara seseorang yang tidak memiliki siapapun untuk meminjam uang atau diajak berbicara ketika depresi akan mendapat skor tinggi dalam kategori tingkat isolasi sosial.

Studi menunjukkan bahwa 2,6 persen responden masuk kelompok berisiko tinggi mengalami mati kesepian, 19,8 berisiko sedang, dan 56,4 berisiko rendah. Peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap kelompok risiko tinggi dan menengah, di mana 60,9 persennya adalah laki-laki.

Sekitar 45,5 persen dari kelompok risiko tinggi dan sedang telah tinggal sendirian setidaknya selama 10 tahun dan 91,6 persen laki-laki dan 84,3 persen perempuan dari kelompok tersebut tidak menerima layanan kesejahteraan dari negara.

Sekitar 18,5 persen orang telah merencanakan bunuh diri pada tahun lalu, sementara 6,4 persen pernah mencoba dan gagal.

Hukum di Korea Selatan mendefinisikan godoksa sebagai kematian seseorang yang diisolasi dari keluarga dan teman-teman. Jenazah godoksa biasanya baru ditemukan 72 jam setelah meninggal.

Angka mati kesepian di Korsel telah meningkat dari 2.412 pada tahun 2017 menjadi 3.378 kasus pada tahun 2021. Peningkatan terbesar terjadi pada kelompok usia 60 tahun ke atas.

Menurut Statistics Korea, sekitar 34,5 persen rumah tangga di Korea Selatan terdiri dari satu orang dan jumlahnya meningkat dari 5,6 juta pada tahun 2017 menjadi 7,5 juta pada tahun 2022. Para peneliti menyimpulkan dengan mendesak perlunya sistem pemerintahan yang dapat mencegah kematian karena kesepian dengan mengidentifikasi mereka yang berisiko tinggi.




(avk/suc)

Berita Terkait